Seorang di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas dianiaya pada acara pesta perayaan ulang tahun pernikahan. Dia tewas setelah diborgol polisi.
Kemudian dua remaja di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), nekat menanam ganja di atap rumah hingga ditangkap polisi. Ganja tersebut, selain dikonsumsi sendiri, juga mereka jual.
Dua berita tersebut menjadi sorotan publik dalam sepekan terakhir. Ada juga bule Rusia yang yang hilang di Gunung Rinjani, dan beberapa berita lainnya dari NTT dan NTB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rangkuman berita terpopuler dari Nusa Tenggara yang kami rangkum dalam 'Nusra Sepekan'.
Jaksa Gadungan Tipu Istri Siri
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Barat (NTB) menangkap seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai jaksa. Pria bernama Oktafian Rangga itu mengaku sebagai anggota intel tim tangkap buronan (Tabur) Kejati NTB untuk mengelabui istri sirinya.
Wakajati NTB Dedie Tri Hariadi mengungkapkan Oktafian ditangkap setelah dilaporkan istrinya, AK. Wanita itu diketahui pernah bekerja sebagai dokter hewan d Mataram.
"Pelaku dilaporkan oleh istrinya. Awalnya kami cari tahu ternyata tidak ada anggota tim Tabur bernama OR alias Oktafian Rangga," ujar Dedie saat konferensi pers di kantornya, Senin (9/9/2024).
Oktafian mengaku sebagai intel jaksa agar bisa mendapat pinjaman uang Rp 40 juta dari istrinya. Untuk meyakinkan istrinya, Oktafian menunjukkan foto penangkapan DPO Kejati NTB yang diambilnya dari Instagram.
"Jadi, pelaku kerap menunjukkan bukti foto penangkapan DPO Kejati NTB setelah mengikuti Instagram milik Kejati NTB. Setiap kegiatan penangkapan buronan di Kejati NTB itu yang ditujukan ke istrinya," katanya.
Pria Bacok Istri dan Ibu Mertua di Bima
Pria di Desa Kananta, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial AS alias Aco diduga membacok istrinya, PR (24). Tak hanya istri, pria berusia 27 tahun itu juga membacok ibu mertuanya, RT (40).
"Kejadiannya tadi pas salat Jumat di rumah mertuanya di Dusun Tuntu Sowa, Desa Kananta," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Kananta, Ilham, kepada detikBali, Jumat, (13/9/2024).
Dua korban langsung dibawa ke Puskesmas Soromandi untuk diberikan tindakan medis. Namun, karena kondisi luka keduanya cukup serius, para korban harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima.
Kasat Reskrim Polres Bima, Iptu Abdul Malik, mengungkap pembacokan berawal dari PR yang tak pulang ke rumah selama enam hari. PR pergi ke rumah orang tuanya di Desa Kananta lantaran kesal dan tidak terima AS menggadaikan motor.
"Istrinya tidak ingin kembali ke rumah karena ibu mertua pelaku juga tidak mengizinkan anaknya untuk pulang dan kembali ke rumah," kata Malik.
PR tidak diberi izin ibunya untuk pulang ke rumah AS membuatnya sakit hati. AS lantas mendatangi rumah mertuanya dan meminta agar anak dan istrinya kembali pulang.
"Permintaan pelaku tidak diindahkan oleh ibu mertua, akhirnya pelaku marah dan membacok ibu mertuanya berkali-kali," tuturnya.
Mendengar teriakan ibunya dibacok, PR langsung memeluk ibunya yang sudah tergeletak di lantai rumah. Namun, AS masih saja membacok membabi buta mertua dan istrinya itu.
"Setelah membacok, pelaku meninggalkan TKP dan membiarkan istri dan mertuanya dengan kondisi terluka parah," tandasnya.
Bule Rusia Hilang di Gunung Rinjani
Pendaki perempuan asal Rusia, Mordovina Alexandra, hilang kontak saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Polisi, TNI, dan petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melakukan pencarian dari pintu pendakian jalur Senaru, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kamis (12/8/2024) pagi.
Kapolsek Bayan Iptu I Wayan Cipta Naya mengatakan Alexandra diperkirakan mendaki Gunung Rinjani pada Jumat (30/8/2024) melalui jalur Senaru. Sejak mendaki hampir dua pekan lalu, Alexandra tak kunjung kembali.
Cipta menjelaskan Alexandra sempat memberitahukan kepada rekannya melalui pesan WhatsApp dirinya mendaki ke Gunung Rinjani seorang diri.
"Berdasarkan hasil penelusuran yang bersangkutan diduga berangkat untuk melakukan pendakian secara ilegal," ujar Cipta, Kamis sore.
Kepolisian telah membentuk tim bersama petugas TNGR untuk mencari Alexandra. "Tim mulai dari Polsek Bayan, Koramil Bayan yang diikuti oleh Babinsa Senaru serta petugas dari TNGR," ujarnya.
Pencarian juga dibantu tiga warga negara (WN) Rusia bernama Luchsehev Ilya, Denis Kostenko, dan Burdeev Igor. Ditambah satu warga Ukraina, Anna. Mereka dipandu empat orang porter yang bersama-sama mencari korban.
"Tim pencarian berencana akan melakukan pencarian selama empat hari mulai hari ini sampai 15 September 2024," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Remaja Tanam Ganja di Atap Rumah
Polisi menangkap dua remaja asal Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial R dan A. Keduanya ditangkap karena menanam ganja di atap rumah.
"Kami menggerebek keduanya di rumah R, di Jalan Halmahera, Lingkungan Rembiga Utara, Kelurahan Rembiga, sekitar pukul 14.00 Wita," kata Kasat Resnarkoba Polresta Mataram AKP I Gusti Ngurah Bagus Suputra, Selasa sore (10/9/2024).
Saat digeledah, polisi menemukan empat pot di atap rumah itu. Pot-pot tersebut tumbuh tanaman ganja setinggi 1 meter. "Dugaan sementara, keduanya jual beli tanaman ganja," jelas Suputra.
Kepada polisi, keduanya mengaku nekat menanam ganja untuk dikonsumsi sendiri. Mereka juga menjual kepada orang lain.
Polisi juga menyita bibit ganja dan uang ratusan ribu rupiah. Bibit ganja itu dibeli mereka secara online. "Keduanya telah menanam ganja itu sejak satu bulan lalu," tandas Suputra.
Pria Tewas Dianiaya Setelah Diborgol Polisi
Pesta ulang tahun perak pernikahan di Desa Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berujung petaka. Seorang pria, Abraham Nofu, tewas setelah diborgol polisi dan dianiaya warga di sana.
Polisi yang memborgol Aba adalah Kepala Pos Polisi Barate, Aipda Junisius Bonbala. Polisi itu memborgol Aba setelah terjadi keributan di tempat pesta, sembari membubarkan warga yang terlibat keributan.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 11 September lalu. Abraham tewas dalam kondisi mengenaskan dengan posisi tangan terborgol di salah satu tiang teras belakang rumah milik Nehemia Mona, warga yang menggelar pesta ulang tahun perak pernikahan. Pesta ini adalah perayaan 25 tahun pernikahan.
Ipar Aba, Nitanel Laome, mengungkapkan pihak keluarga mengamuk dan meminta pertanggungjawaban Junisius. Dia mendesak polisi itu segera membuka borgol dari tangan Aba.
"Saat itu saya marah itu polisi (Junisius Bonbalan) untuk melepas borgolnya, jadi dia langsung kasih lepas tanpa menggunakan kuncinya dan dia minta gergaji besi untuk memutus borgolnya," tutur Nitanel saat ditemui detikBali di rumah duka di Desa Naitae.
Wakapolres Kupang Kompol Rikba Hubertha Hangge menjelaskan kejadian itu bermula saat Aba membuat keributan di tempat pesta. Seorang pemuda, Henderikus Sogen (25), langsung menegurnya.
Tak terima ditegur, Aba langsung memukul Henderikus tiga kali di bagian badannya. Henderikus juga langsung membalas dengan memukul Aba sebanyak dua kali di bagian dadanya.
Kemudian, pria bernama Monce Daniel Meruk (30) datang dan langsung memukuli Aba pada bagian wajah kirinya sebanyak satu kali.
Junisius yang sedang hadir di lokasi kejadian langsung menegur Aba, Monce, dan Henderikus agar tidak membuat keributan. Namun, menurut Ribka Hangge, Aba tidak mengindahkan teguran Junisius. Aba kemudian, berusaha melawan dengan cara memegang dan menarik kedua kerah baju Junisius.
Junisius kemudian memborgol Aba di kedua tangannya di salah satu tiang rumah. Monce dan Hendri lantas menganiaya Aba tanpa sepengatahuan Junisius yang sedang menenangkan warga. Pria itu tewas.
Belakangan polisi telah menetapkan dua pemuda itu sebagai tersangka. Kasus ini pun masih dalam tahap penyidikan.