Pemkab Usulkan Bantuan dari APBN-APBD untuk Warga Terdampak Erupsi Lewotobi

Flores Timur

Pemkab Usulkan Bantuan dari APBN-APBD untuk Warga Terdampak Erupsi Lewotobi

Yurgo Purab - detikBali
Senin, 12 Agu 2024 17:45 WIB
Warga menutup rumah dengan terpal warna merah karena seng karat dan bocor, Minggu (11/8/2024)
Warga menutup rumah dengan terpal warna merah karena seng karat dan bocor akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Minggu (11/8/2024). (Foto: Dok. Desa Klatanlo)
Flores Timur -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur mengusulkan bantuan untuk warga yang rumahnya rusak akibat Gunung Lewotobi Laki-laki. Bantuan perbaikan rumah tersebut akan diusulkan melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2024.

"Jadi usulan kami sesuai jumlah kerusakan rumah yang ada di desa. Kalau APBN Rp 20 juta per unit dan APBD Rp 17,5 juta per unit," kata Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Flores Timur, Eduard J Fernandez, kepada detikBali, Senin (12/8/2024).

Sementara itu, Camat Wulanggitang, Fredy Moat Aeng, mengatakan ratusan warga di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki terdampak hujan abu selama berbulan-bulan. Walhasil, rumah warga di desa tersebut bocor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terdampak Desa Klatanlo, Wolorona, Pululera, Boru, Boru Kedang, Nawakote," kata Fredy, Senin.

Fredy mengatakan dampak erupsi Gunung Lewotobi masih dirasakan warga setempat hingga saat ini. Akibatnya, beragam kegiatan menyongsong HUT Kemerdekaan RI di wilayah tersebut ditiadakan. Warga pun diminta untuk membatasi beraktivitas di luar rumah.

"Kami berharap ada upaya mandiri dari warga. Apel (HUT Kemerdekaan RI) nanti diadakan di desa masing-masing. Karena kalau ada acara menyongsong 17 Agustus, rawan sekali terkena abu vulkanik," pungkasnya.

Untuk diketahui, saat ini warga di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki juga sedang mengalami kekurangan air bersih. Hampir setiap hari hujan abu turun ke pemukiman warga.

Tidak hanya desa-desa di wilayah Wulanggitang, abu vulkanik akibat erupsi gunung setinggi 1.703 mdpl itu juga dirasakan oleh warga dari beberapa desa di Kecamatan Ile Bura. Antara lain Desa Dulipali, Nobo, dan sekitarnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Klatanlo, Pit Muda Kurang, mengungkapkan ratusan atap rumah warganya rusak berat setelah sembilan bulan diguyur hujan abu akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Bahkan, erupsi masih terus terjadi hingga Minggu (11/8/2024).

"240 rumah bocor karat dan terbelah. Dari dalam rumah, kami bisa lihat tembus awan," kata Pit Kurang, Minggu.

Pit Kurang mengatakan sebagian warga yang resah dengan kondisi itu memutuskan untuk mengganti atap dengan seng yang baru. Namun, sebagian warga memilih membeli terpal untuk menutupi seng rumah mereka.

"Seng terendam belerang. Saat hujan luruh semua," terang Pit Kurang.




(iws/iws)

Hide Ads