Ratusan atap rumah warga di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak berat setelah sembilan bulan diguyur hujan abu akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"240 rumah bocor karat dan terbelah. Dari dalam rumah, kami bisa lihat tembus awan," kata Kepala Desa Klatanlo, Pit Muda Kurang, kepada detikBali, Minggu (11/8/2024).
Pit Kurang mengatakan sebagian warga yang resah dengan kondisi itu memutuskan untuk mengganti atap dengan seng yang baru. Namun, sebagian warga memilih membeli terpal untuk menutupi seng rumah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seng terendam belerang. Saat hujan luruh semua," terang Pit Kurang.
Erupsi masih terus terjadi hingga Minggu. Gunung kembar tersebut mengeluarkan abu belerang. Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Herman Yoseph S Mboro mengatakan gunung setinggi 1584 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu meletus dengan tinggi kolom abu 900 meter, Minggu.
"Satu kali letusan dengan amplitudo 25,9 milimeter (mm) dengan durasi 612 detik," kata Herman dalam keterangan yang diterima detikBali.
Selain Desa Klatanlo, dampak hujan abu juga melanda beberapa desa di bawah kaki Gunung Lewotobi Laki-laki. Antara lain, Desa Dulipali, Desa Hokeng Jaya, dan beberapa desa lain.
(hsa/hsa)