Kunjungan Warga NTB ke RSJ Naik, Salah Satunya gegara Game Online

Kunjungan Warga NTB ke RSJ Naik, Salah Satunya gegara Game Online

Nathea Citra - detikBali
Rabu, 17 Jul 2024 09:52 WIB
Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma NTB Wiwin Nurhasida. (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma NTB Wiwin Nurhasida. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat peningkatan tren kunjungan masyarakat NTB selama 2024. Pada 2023, kunjungan tercatat 215 orang per hari naik menjadi 370 orang sehari pada 2024.

Direktur RSJ Mutiara Sukma NTB Wiwin Nurhasida menjelaskan meningkatnya kunjungan masyarakat di RSJ Mutiara Sukma tidak terlepas dari pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental belakangan ini.

"Selain pemahaman masyarakat terhadap kesehatan jiwa telah meningkat, pengembangan layanan rumah sakit jiwa yang sudah banyak berkembang juga jadi faktor lainnya," ujarnya, Selasa (16/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 2024, RSJ Mutiara Sukma mencatat pasien dengan tingkat kunjungan tertinggi adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sebab ODGJ membutuhkan konsultasi rutin.

"Karena (ODGJ) itu salah satu penyakit kronis," jelas Wiwin.

ADVERTISEMENT

Selain ODGJ, ada beberapa kasus dengan depresi tinggi yang berkonsultasi di RSJ Mutiara Sukma. Salah satunya ketergantungan game online dan beberapa depresi lainnya.

"Ada beberapa kasus depresi, ada juga yang berusaha mengobati (dirinya) karena (ketergantungan) game online juga ada," ucap Wiwin.

Disinggung mengenai pasien depresi karena judi online (judol), Wiwin mengaku belum menganalisa datanya lebih jauh. Menurutnya, kasus pasien dengan riwayat judol memiliki dampak depresi yang sangat besar.


Bahkan di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, para pelaku judol acap kali mengakhiri hidupnya dengan memilih bunuh diri karena tidak kuat menanggung depresi akibat judol.

"Yang jadi pemicu untuk bunuh diri itu karena masalahnya sudah sangat menumpuk (dan pelik). Dari yang awalnya suka judi, kemudian ketergantungan, setelah itu mulai meminjam uang, kemudian terjerat pinjaman online (pinjol), lalu tambah depresi, dan kemudian jatuh dalam kondisi risiko untuk bunuh diri," tutur Wiwin.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads