Polisi mengungkapkan sejumlah fakta baru terkait kasus penganiayaan berat hingga menewaskan seorang wanita lanjut usia (lansia) bernama Saodah (82), warga Banjar Ledok, Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali. Salah satunya adalah terkait motif yang diduga karena ekonomi. Diduga, pelaku lapar sehingga mencuri, tapi kepergok korban.
Kasatreskrim Polres Jembrana, AKP Si Ketut Arya Pinatih, mengungkapkan pelaku yang bernama Agus Fendi hidup sebatang kara karena sudah tidak dihiraukan oleh orang tuanya. Diduga, ketika lapar, Agus kambuh dan kerap mengganggu warga. Polisi sudah menangkap Agus dan saat ini menjalani observasi selama 14 hari di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali, Bangli.
"Sudah sering membuat masalah dan tidak dihiraukan lagi oleh keluarganya. Ketika lapar kumat (gangguan jiwa kambuh) dan kerapkali mengganggu masyarakat," ungkap Arya Pinatih saat ditemui detikBali, Kamis (20/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jembrana masih terus mendalami kasus tersebut. Fakta lainnya, terungkap Saodah tewas akibat hantaman keras linggis di kepalanya. Hal ini berdasarkan hasil visum yang menunjukkan luka di kepala Saodah sangat fatal.
Tak cuma linggis, Agus lebih dulu memukul Saodah menggunakan kayu. Namun, pukulan linggis yang berakibat fatal.
"Barang bukti sudah kami amankan, tinggal menunggu hasil observasi dari Rumah Sakit Jiwa," ujar Arya Pinatih.
Diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan ini terjadi pada Jumat (14/6/2024) pagi. Korban baru ditemukan meninggal dunia oleh anaknya sekitar pukul 18.45 Wita. Warga sekitar Agus Fendi sebagai pelaku. Dugaan ini dikuatkan oleh beberapa saksi yang melihat Agus mendatangi rumah korban dan kemudian berjalan ke arah sungai.
Pada Sabtu (15/6/2024) sekitar pukul 05.20 Wita, Agus berhasil ditemukan di sebuah bangunan kosong di pinggir pantai desa setempat. Agus langsung dibawa ke Polsek Pekutatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(hsa/gsp)