Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berupaya membangun sebanyak sembilan sumur bor. Pembangunan itu dilakukan guna menyikapi bencana kekeringan di wilayah setempat.
"Rencananya ada sembilan titik sumur bor untuk antisipasi ancaman kekeringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Avi Manggota Hallan, kepada detikBali, Kamis (13/6/2024).
Sembilan sumur bor itu bakal dibangun di Desa Karawatung, Kelurahan Lokea, Desa Kolaka, Desa Helanlangowuyo, Desa Watoone, Desa Kawuta, Desa Watohari, Desa Tanalein, dan Dusun Podor Desa Boru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan sumur bor bakal memakai dana siap pakai yang dikerjakan secara kolaboratif antara BPBD Flores Timur dan Kodim 1624/Flores Timur. Namun, Avi Hallan enggan membeberkan nominal dana pengerjaan sembilan sumur bor tersebut.
Menurut Avi Hallan, masih dilakukan survei lokasi untuk menentukan kedalaman air serta pembuatan rancangan anggaran biaya (RAB) serta realisasi kegiatan dan biaya (RKB). "Satu titik sumur bor sudah disurvei. Rencananya minggu depan tim akan melakukan survei geolistrik," jelasnya.
Sebelumnya, Pemkab Flores Timur mengeluarkan edaran penetapan status siaga darurat bencana kekeringan. Penetapan itu berdasarkan Surat Keputusan Bupati Flores Timur Nomor BPBD.300.2.2.5/015/BID.KL/VI/2024 pada 3 Juni 2024.
"Bahwa dalam rangka mengantisipasi dampak bencana kekeringan perlu dilakukan upaya penanganan yang bersifat cepat, tepat, terpadu sesuai standar dan prosedur keadaan siaga darurat bencana," kata Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Sulastri HA Rasyid, dalam suratnya yang diterima detikBali, Kamis (13/6/2024).
Sulastri mengatakan status siaga darurat bencana kekeringan terhitung sejak Juni sampai November 2024. Segala biaya yang dikeluarkan akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Flores Timur Anggaran 2024, dan atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
Pantauan detikBali, kekeringan sudah mulai terasa di Flores Timur karena tidak ada hujan yang turun. Tanah-tanah tampak tandus dan rumput-rumput terlihat menguning.
(hsa/iws)