4 Sumur Dalam Dibangun Atasi Kekeringan di Ponorogo

4 Sumur Dalam Dibangun Atasi Kekeringan di Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 05 Des 2024 10:45 WIB
Peresmian sumur dalam di Ponorogo
Peresmian sumur dalam di Ponorogo/Foto: Humas Polres Ponorogo
Ponorogo -

Sebanyak empat sumur dalam dibangun oleh Polres dan Pemkab Ponorogo. Keempat sumur dalam itu berada di dua titik, yakni di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Desa Dayakan Kecamatan Badegan, dan Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung.

Warga Desa Wates yang hadir dalam peresmian sumur dalam tampak semringah. Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah yang rawan krisis air bersih selama musim kemarau panjang. Dengan keberadaan sumur dalam, mereka kini merasa lega dan lebih optimis menghadapi musim kemarau berikutnya.

Program kolaborasi ini mendapat dukungan berbagai pihak, termasuk Kodim 0802/Ponorogo dan Perhutani. Semua pihak berharap, kehadiran sumur dalam dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan ketersediaan air yang lebih baik di Ponorogo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini upaya kolaborasi Polres Ponorogo dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menghadirkan solusi nyata bagi warga yang selama ini terdampak kekeringan," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Anton Prasetyo kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

Anton menerangkan, empat sumur dalam yang berhasil dibangun di wilayah Kabupaten Ponorogo, untuk menjamin ketersediaan air bersih, khususnya di musim kemarau. Satu sumur dapat mengairi 50-80 hektare sawah serta memenuhi kebutuhan air bagi 50 kepala keluarga di satu RT.

ADVERTISEMENT

"Sumur dalam ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dan membantu sektor pertanian,"kata Anton.

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menambahkan, pembangunan sumur ini merupakan langkah mitigasi menghadapi kekeringan yang selalu melanda setiap tahun. Sumur dalam ini menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi krisis air bersih yang kerap terjadi di Ponorogo.

"Kami menargetkan pembangunan puluhan titik sumur dalam dalam dua tahun mendatang sehingga masyarakat tidak lagi menghadapi kesulitan air bersih," papar Giri.

Tidak hanya sumur dalam, Giri juga menyoroti pentingnya pembangunan embung dan pengelolaan air hujan. Sekitar 70 persen air hujan selama ini terbuang ke sungai, padahal sangat dibutuhkan saat musim kemarau.

"Kita akan mendorong manajemen penyimpanan air melalui embung dan biopori," pungkas Giri.




(irb/hil)


Hide Ads