Masuki Musim Kemarau, 8 Wilayah di NTB Masuk Zona Merah Kekeringan

Masuki Musim Kemarau, 8 Wilayah di NTB Masuk Zona Merah Kekeringan

Nathea Citra - detikBali
Kamis, 13 Jun 2024 18:58 WIB
Pj Sekda NTB Ibnu Salim. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Pj Sekda NTB Ibnu Salim. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai memasuki musim kemarau. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menyiapkan skema untuk mengantisipasi bencana kekeringan.

"Kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memantapkan komitmen bersama guna mengantisipasi bencana," kata Pj Sekda NTB Ibnu Salim di Mataram, Kamis (13/6/2024).

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebanyak delapan titik wilayah di NTB berpotensi mengalami kekeringan meteorologis. Delapan wilayah yang berada di daerah level siaga (zona merah) tersebut juga berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nantinya, di setiap kabupaten/kota akan dikumpulkan stakeholder terkait pemetaan lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi kebakaran," jelasnya.

Untuk menekan dampak bencana kekeringan, Salim berujar, setiap kabupaten/kota dapat menggunakan dana tak terduga. Ia tidak merinci jumlah dana tak terduga setiap kabupaten/kota di NTB.

ADVERTISEMENT

"Intinya kami harus berkaca dari dampak sebelumnya agar tidak ada potensi perluasan akibat dampak bencana," pungkas Salim.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmad Yani mengungkapkan Pemprov NTB juga akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kekeringan meteorologis. Menurutnya, jumlah air yang dibutuhkan untuk satu kali TMC tergantung pada kapasitas pesawat yang digunakan.

"Jika pesawat mengangkat beban 500 kilogram (kg), maka diperkirakan satu kali TMC membutuhkan sebanyak 50-60 kubik air," kata Yani, Kamis.

Selain TMC, Yani melanjutkan, Pemprov NTB juga menganggarkan dana untuk kebutuhan air bersih di setiap kabupaten/kota yang masuk dalam delapan titik potensi kekeringan. Setiap daerah akan mendapat bantuan 200 tangki air. "Estimasi (biaya) per tangki Rp 400 ribu," pungkasnya.

Berikut delapan titik wilayah di NTB berpotensi mengalami kekeringan meteorologis menurut BMKG:

1. Kecamatan Kempo, Kilo, Pajo (Kabupaten Dompu)
2. Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu Palibelo, Wawo, dan Wera (Kabupaten Bima)
3. Kecamatan Raba dan Rasanae Timur (Kota Bima)
4. Kecamatan Lembar (Kabupaten Lombok Barat)
5. Kecamatan Sambelia (Kabupaten Lombok Timur)
6. Kecamatan Bayan (Kabupaten Lombok Utara)
7. Kecamatan Labuhan Badas, Lape, Moyohilir, Sumbawa, Unter Iwes (Sumbawa)
8. Kecamatan Jereweh (Kabupaten Sumbawa Barat)




(iws/iws)

Hide Ads