Mengulik Sejarah Pulau Lombok, Asal Usul hingga Suku Asli

Mengulik Sejarah Pulau Lombok, Asal Usul hingga Suku Asli

Husna Putri Maharani - detikBali
Senin, 13 Mei 2024 12:59 WIB
Desa Sade di Lombok Tengah
Desa Sade di Lombok Tengah. Foto: dok. Kemenparekraf
Mataram -

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau indah di dalamnya. Salah satu pulau yang cukup terkenal yakni Pulau Lombok yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pulau Lombok menjadi destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Bukan hanya wisatawan mancanegara, pulau ini juga menjadi favorit wisatawan dalam negeri karena memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa.

Banyak hal menarik yang dapat ditemukan di Lombok, salah satunya mengenai kebudayaan yang unik. Selain kebudayaan, sejarah juga menjadi hal yang menarik dari pulau ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana sejarah dari Pulau Lombok ini sendiri? Berikut ini detikBali akan merangkum sejarah asal usul dari Pulau Lombok lengkap dengan budaya dan suku asli Lombok.

Asal Usul Pulau Lombok

Transportasi menuju Pulau Maringkik, Lombok Timur, bisa menggunakan speedboat dan perahu milik nelayan di Desa Tanjung Luar. (Ahmad Viqi)Transportasi menuju Pulau Maringkik, Lombok Timur, bisa menggunakan speedboat dan perahu milik nelayan di Desa Tanjung Luar. (Ahmad Viqi)

Asal usul Lombok berkaitan dengan pergantian kekuasaan dan peperangan yang terjadi di tanah Lombok. Perkembangan masa kekuasaan Hindu Buddha menciptakan kerajaan baru seperti Kerajaan Selaparang Hindu dan Bayan.

ADVERTISEMENT

Kerajaan-kerajaan yang muncul akhirnya tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit saat ekspedisi Gajah Mada di abad XIII - XIV dan juga kekuasaan kerajaan Gel-Gel yang berasal dari Bali di abad ke-VI. Hal tersebut mengakibatkan tanah Lombok dikuasai oleh Jawa dan Bali.

Jawa, Bali, dan Lombok memiliki kemiripan budaya salah satunya dalam bahasa karena memiliki akar yang sama yaitu Hindu Jawa. Hal tersebut tentu saja akibat dari pengaruh kekuasaan Majapahit di Lombok. Pengaruh Bali juga sangat kuat dalam kebudayaan Lombok karena ekspansi yang dilakukan oleh kerajaan Bali di Lombok bagian barat pada tahun 1740.

Seiring bergantinya kerajaan yang menguasai Pulau Lombok yang membawa pengaruh kebudayaan, menjadikan Pulau ini memiliki keberagaman budaya yang semakin kaya. Kesenian baru dan kesenian asli bersatu saling melengkapi hingga menciptakan kesenian baru.

Di zaman dahulu, masyarakat Mataram yang berlayar ke arah timur melewati Laut Jawa dan kemudian mendarat di pelabuhan. Pelabuhan tersebut diberi nama Lomboq yang artinya lurus untuk mengenang perjalanan mereka.

Sejak saat itu, bukan hanya pelabuhan tersebut yang disebut dengan Lomboq, melainkan pulau yang mereka tempati juga diberi nama Lomboq. Namun, seiring berjalannya waktu kata Lomboq berubah menjadi Lombok yang digunakan hingga saat ini.

Julukan Pulau Lombok

Jejak Islam di Pulau Seribu MasjidJejak Islam di Pulau Seribu Masjid Foto: Faidah Umu Sofuroh

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lombok menempati posisi teratas destinasi wisata halal terbaik di dunia menurut Standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 yang membuat pulau ini mendapat julukan "Pulau Seribu Masjid". Julukan tersebut menjadi julukan andalan Pulau Lombok yang digunakan hingga saat ini.

Julukan Pulau Seribu Masjid awalnya muncul akibat Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Effendi Zarkasih berkunjung ke Lombok pada tahun 1970 dalam rangka meresmikan Masjid Jami Cakranegara. Saat itu Effendi terkesan melihat banyaknya masjid yang ada di Pulau Lombok dan spontan mengatakan bahwa Lombok merupakan Pulau Seribu Masjid.

Julukan Pulau Seribu Masjid selaras dengan fakta bahwa pulau ini memiliki 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa. Banyaknya masjid yang berdiri di Pulau Lombok ini disebabkan oleh masyarakat Lombok yang mayoritas menganut agama Islam.

Budaya Pulau Lombok

Pulau Lombok memiliki kebudayaan yang sangat beragam yang hanya dapat ditemui di pulau ini. Kebudayaan yang ada di Lombok tidak lepas dari pengaruh budaya kerajaan yang pernah menguasai Lombok. Berikut ini adalah beberapa kebudayaan yang ada di Pulau Lombok.

1. Kebudayaan Rebo Bontong

Rebo BontongRebo Bontong Foto: (Harianto Nukman/detikTravel)

Rebo Bontong merupakan perayaan khas masyarakat Lombok dimana mereka merayakan hari Rabu terakhir di bulan Safar sebagai upacara tolak bala atau bahaya. Saat merayakan Rebo Bontong, masyarakat Lombok berbondong-bondong pergi ke pantai untuk mandi sebagai bentuk menyucikan diri. Meskipun perayaan ini tidak dirayakan oleh seluruh masyarakat, namun kebudayaan ini tetap dilakukan setiap tahunnya.

2. Kebudayaan Mulud / Maulid Nabi Khas Lombok

Perayaan Mulud atau Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirayakan oleh masyarakat Lombok ini cukup berbeda. Masyarakat Lombok menjadikan perayaan Mulud ini sebagai perayaan yang besar sehingga mereka membuat jamuan yang berlimpah.

Mulud di Lombok akan diadakan selama sebulan penuh di seluruh penjuru Lombok. Untuk perayaan Mulud di masjid, setiap keluarga rela membawa makanan sebanyak tiga dulang sehari untuk diberikan kepada orang yang ada di masjid.

3. Kebudayaan Merariq (Kawin Culik)

Tradisi Kawin Culik di Lombok Suburkan Praktik Nikah PaksaTradisi Kawin Culik di Lombok. Foto: DW (SoftNews)

Merariq merupakan salah satu kebudayaan yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Lombok khususnya di beberapa desa. Pernikahan dengan cara diculik ini dianggap sebagai bagian dari tradisi budaya.

Di tradisi ini, laki-laki menculik anak gadis dan menyembunyikannya agar tidak ditemukan oleh keluarga gadis tersebut. Oleh karena itu, sebagian daerah menganggap bahwa tradisi ini tidak dapat diterima karena dianggap tabu atau mempermalukan pihak keluarga.

4. Tari Tandang Mendet

Tari Tandang Mendet dari Lombok, NTB. (dok. jadesta.kemenparekraf.go.id)Tari Tandang Mendet dari Lombok, NTB. (dok. jadesta.kemenparekraf.go.id) Foto: Tari Tandang Mendet dari Lombok, NTB. (dok. jadesta.kemenparekraf.go.id)

Tarian Tandang Mendet merupakan tarian bentuk rasa syukur atas terbebasnya bibit padi dari serangan hama. Tarian ini dipentaskan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbang, Lombok Timur. Tari Tandang Mendet biasanya dibawakan oleh tujuh laki-laki yang membawa tombak.

5. Lebaran Topat (Ketupat)

Lebaran Topat, Tradisi Makan Ketupat di Lombok yang Sarat MaknaLebaran Topat, Tradisi Makan Ketupat di Lombok yang Sarat Makna Foto: iStock/detikcom

Lebaran Topat merupakan lebaran yang dirayakan satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat Lombok akan merayakan lebaran ini dengan berbagai cara, salah satunya berlibur bersama keluarga di pantai sembari menikmati ketupat. Lebaran Topat menjadi ucapan rasa syukur manusia kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan.

Selain merayakan Lebaran Topat dengan berlibur, masyarakat Lombok juga melakukan ziarah ke makam leluhur untuk mengirim doa. Ada juga yang datang ke kubur untuk mencuci dengan air untuk mendapat keberkahan.

Suku Asli Pulau Lombok

Desa Sade Lombok Tengah merupakan sebuah desa yang dihuni oleh masyarakat asli Suku Sasak Lombok, NTB. Sekitar 150 kepala keluarga tinggal di Dusun Sade Sasak.Desa Sade Lombok Tengah merupakan sebuah desa yang dihuni oleh masyarakat asli Suku Sasak Lombok, NTB. Sekitar 150 kepala keluarga tinggal di Dusun Sade Sasak. Foto: Lamhot Aritonang

Dilansir dari laman resmi Kabupaten Lombok Barat, masyarakat asli yang menempati Pulau Lombok disebut dengan Suku Sasak. Suku ini telah mendiami Pulau Lombok sejak sebelum abad ke-16.

Menurut sejarah, nama Sasak berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Hal tersebut karena dipercayai bahwa nenek moyang Suku Sasak masuk ke Pulau Lombok menggunakan sampan.


Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads