Serba-serbi Tari Rangkuk Alu dari Manggarai yang Dirayakan Google Doodle

Serba-serbi Tari Rangkuk Alu dari Manggarai yang Dirayakan Google Doodle

Husna Putri Maharani - detikBali
Senin, 29 Apr 2024 16:41 WIB
Google Doodle 29 April 2024 Rayakan Tari Rangkuk Alu
Google Doodle 29 April 2024 Rayakan Tari Rangkuk Alu. (Foto: Dok. Google Doodle)
Denpasar -

Google Doodle merayakan Tari Rangkuk Alu hari ini. Ilustrasi tarian tradisional asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut muncul pada halaman depan Google tepat pada Hari Tari Sedunia atau Hari Tari Internasional yang diperingati pada 29 April 2024.

Tari Rangkuk Alu berasal dari permainan tradisional Rangkuk Alu di Manggarai. Tarian ini melibatkan manuver melalui kotak bambu yang digerakkan dan dapat dimainkan oleh segala usia.

Simak serba-serbi Tari Rangkuk Alu dari Manggarai yang dirayakan menjadi Google Doodle pada hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Tari Rangkuk Alu

Dilansir dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, awalnya Tari Rangkuk Alu adalah permainan tradisional masyarakat Manggarai Flores. Permainan ini melibatkan susunan bambu yang dimainkan dengan cara diayunkan seperti dijepit oleh beberapa pemain.

Beberapa pemain akan melompat-lompat menghindari jepitan bambu tersebut. Gerakan melompat-lompat ini kemudian menjadi dasar dari gerakan tari dalam Tari Rangkuk Alu.

Permainan ini berkembang menjadi tarian karena kesamaan gerakan lompatan dengan unsur-unsur tarian tersebut. Para pemula biasanya mengikuti pola gerakan yang sederhana, sementara para penari yang lebih mahir menghadapi tantangan lebih banyak kotak bambu yang bergerak ke berbagai arah.

Pementasan tarian ini diiringi irama musik tradisional seperti gendang, gambang, dan lagu daerah. Musik bertalu-talu seiring ketukan tongkat bambu.

Penari biasanya mengenakan rok panjang, hiasan kepala, atau melambaikan ujung syal saat melintasi bambu.

Gerakan para penari dan pemain bambu tersebut dipadukan dengan irama musik dan lagu daerah, menciptakan seni yang khas dalam Tari Rangkuk Alu. Dahulu, tarian ini sering ditampilkan oleh para remaja seusai panen raya dan saat bulan purnama.

Tari Rangkuk AluTari Rangkuk Alu Foto: Bonauli/detikcom

Makna Tari Rangkuk Alu

Tari Rangkuk Alu memiliki makna yang mendalam dalam budaya Manggarai. Tak sekadar menjadi ajang hiburan, tarian ini juga menjadi simbol kebersamaan dan kolektivitas dalam masyarakat. Dominasi gerakan kaki dalam tarian ini mencerminkan pentingnya olah fisik dalam kehidupan sehari-hari.

Kelincahan dan ketepatan penari saat melompat ketika membawakan Tari Rangkuk Alu tidak hanya menjadi keterampilan fisik semata. Tarian ini juga mengajarkan nilai-nilai seperti semangat juang, keberanian dalam mengambil risiko, dan kesungguhan dalam menjalani hidup.

Tari Rangkuk Alu bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat jalinan sosial, melatih keterampilan fisik, dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang penting bagi masyarakat Manggarai.

Cara Bermain Rangkuk Alu

1. Persiapkan Alat dan Kelompok

Siapkan empat batang bambu dengan panjang sekitar dua meter. Permainan ini memerlukan setidaknya lima orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan mengendalikan bambu, sementara kelompok lainnya akan menjadi pemain yang melompati bambu.

2. Pengendalian Bambu

Kelompok yang mengendalikan bambu terdiri dari empat orang yang berjongkok sambil menggerakkan bambu sesuai dengan ketukan dan irama lagu. Mereka akan membuka dan menutup bambu secara bergantian.

3. Melompati Bambu

Para pemain Rangkuk Alu, yang akan melompati bambu, akan mendapat giliran bermain. Mereka memasuki area bermain dan melompat sesuai dengan buka-tutup bambu, sambil berusaha menghindarinya.

4. Menyanyikan Lagu

Permainan Rangkuk Alu dilakukan sambil menyanyikan lagu-lagu daerah seperti Ampar-ampar Pisang, Anak Kambing Saya, dan lain sebagainya. Baik pengendali bambu maupun pemain, mereka menyanyi bersama-sama sambil bermain.

Busana Tari Rangkuk Alu

Busana yang digunakan penari Rangkuk Alu selalu mengikuti adat dan tradisi Manggarai. Bagi laki-laki, busana yang digunakan adalah kain songke, ikat kepala (sapu), selendang songke (destar), serta properti lain yang masih menjadi bagian dari pakaian adat Manggarai untuk acara-acara tertentu.

Sementara itu, bagi perempuan busana yang digunakan juga mengikuti tradisi adat Manggarai, seperti kain songke, bali-belo, atau retu sebagai hiasan kepala, mbero sebagai baju wanita, dan properti lain yang lazim digunakan oleh perempuan Manggarai dalam berbagai acara adat.

Dengan demikian, kostum yang dipakai dalam Tarian Rangkuk Alu tidak hanya memperkaya penampilan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam mempertahankan kebudayaan dan identitas etnis Manggarai.

Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(iws/iws)

Hide Ads