Pantauan detikBali hingga pukul 18.45 Wita, hilal tidak terlihat di Kota Mataram, baik lewat teleskop milik BMKG Mataram, Kemenag NTB, maupun teleskop manual milik Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) NTB.
Pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mataram Deni Valeri Siregar mengatakan proses pemantauan hilal di Pantai Loang Baloq mulai pukul 18.15 hingga pukul 18.42 Wita.
"Kami menggunakan tiga teleskop, ada dari Kementerian Agama, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, dan BMKG. Dua teropong robotik dan satu manual," ujar Deni saat ditemui di sela-sela pemantauan hilal, Selasa (9/4/2024).
Menurut Deni, dari pengamatan hilal berpotensi tidak terlihat di Kota Mataram karena ditutupi awan hitam di ufuk barat Pulau Lombok. "Apabila cuaca tetap seperti ini, hilal berpotensi tidak terlihat," katanya.
Dari 33 lokasi pemantauan yang tersebar di Indonesia, lanjut Deni, baru Kota Manado yang berhasil memantau hilal pada pukul 18.30 Wita.
Deni mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan hisab, ketinggian hilal di Pantai Loang Baloq 5,614 derajat dengan sudut elongasi 8,09 derajat. Lama pemantauan hilal 27 menit dengan fraksi iluminasi bulan 0,65 derajat.
Dengan data tersebut, Deni optimistis Lebaran akan jatuh pada 10 Februari 2024. Hal itu berdasarkan hasil perhitungan hisab berdasarkan syarat dari Kementerian Agama Brunai, Malaysia, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).
"1 Syawal jatuh pada Hari Rabu (10/4/2024). Jadi secara hisab besok sudah 1 Syawal sesuai ketentuan Mabims," ujarnya.
Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat (Kabid Binmas) Kementerian Agama NTB Azharudin mengatakan Idul Fitri 1445 Hijriah akan jatuh pada Rabu (10/4/2024) besok.
"Beberapa ormas. Artinya di atas standar MABIMS di atas 3 derajat dengan elongasi 6 derajat. Sementara hasil masing-masing perhitungannya rata-rata 5 derajat dengan elongasi 8 derajat," ujarnya.
Dengan begitu, Idul Fitri 1445 Hijriah bisa dipastikan 1 Syawal jatuh besok. "Protapnya kami lihat. Secara hitungan kami pastikan 1 Syawal tanggal 10 April 2024," tandasnya.
(hsa/gsp)