Minta Jatah Proyek, Caleg PSI di Ende Buka Jalan yang Diblokir Sebulan

Minta Jatah Proyek, Caleg PSI di Ende Buka Jalan yang Diblokir Sebulan

Yurgo Purab - detikBali
Senin, 25 Mar 2024 13:41 WIB
Mediasi caleg PSI yang memblokir jalan di Ende, Sabtu (23/3/2024).
Foto: Mediasi caleg PSI yang menutup jalan di Ende, Sabtu (23/3/2024). (Humas Polres Ende)
Flores Timur -

Jalan yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Nuamuri Barat dan Wolokelo di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali dibuka, Sabtu (23/3/2024). Sebelumnya, jalan itu diblokir atau ditutup oleh seorang calon anggota legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Marselus Budo Bata. Dia meminta jatah proyek sebagai salah satu syarat untuk membuka kembali akses jalan.

"Saudara Marselus Budo Bata siap membuka penutupan akses jalan dengan meminta kepada para tokoh dua desa," ujar Kepala Subseksi Penerangan Masyarakat Hubungan Masyarakat (Kasubsi Penmas Humas) Polres Ende Aipda Supardin saat dikonfirmasi detikBali, Senin (25/3/2024).

Sebelum akses jalan dibuka, Marselus beserta sejumlah pihak melakukan pertemuan. Kapolsek Wolowaru Ipda Ubaldus Maku memediasi pertemuan yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan pemerintah desa itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan itu, Marselus mengajukan beberapa persyaratan sebelum akhirnya mau membuka akses jalan. Pertama, dia meminta warga untuk mendukung dirinya di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2029. Kemudian, Marselus juga meminta dilibatkan dalam proyek-proyek pembangunan di dua desa.

"Saudara Marselus meminta kepada pemerintah desa agar dalam pembangunan yang dilaksanakan di dua desa tersebut dirinya dapat dilibatkan menjadi supplier atau pelaksana pekerjaan. Dia siap mengikuti regulasi yang ada," ujar Supardin.

Sebelumya, Marselus memblokir jalan penghubung Desa Nuamuri dan Desa Wolokelo, Minggu (25/2/2023). Dia kecewa dengan hasil Pemilu 2024. Perolehan suara yang tak mencapai target membuat Marselus gagal menduduki kursi DPRD Kabupaten Ende.

"MBB (Marselus) menyampaikan rasa kecewanya terkait hasil Pemilu 2024," ujar Supardin, Senin (26/2/2024).

Aksi penutupan jalan tersebut dilakukan sejumlah simpatisan atas instruksi Marselus. Mereka menggunakan batako untuk memagari jalan sehingga tidak bisa dilewati.

Untuk mencegah keributan meluas, tentara, polisi, dan aparat desa langsung turun ke lokasi. Mediasi akhirnya dilakukan di rumah Marselus. Pertemuan itu dihadiri Kepala Desa Nuamuri, Kepala Desa Wolokelo, Camat Kelimutu, Danramil Wolowaru, serta Kapolsek Wolowaru.

Dalam pertemuan tersebut, polisi dan aparat desa meminta agar Marselus mau membuka kembali akses jalan yang ditutup agar situasi kembali kondusif.

Setelah berdialog hampir tiga jam, Marselus masih enggan membongkar pagar yang menutup jalan. Keputusan membuka kembali akses antara dua desa akan dilakukan setelah menggelar pertemuan dengan keluarga dan simpatisan. Sejauh ini, warga yang ingin melintas hanya bisa berjalan kaki.

"Akses jalan dapat dilalui seperti biasa oleh masyarakat dari kedua desa dengan berjalan kaki, dan untuk kendaraan roda dua dan empat harus berganti dengan kendaraan lain ketika tiba di lokasi pemagaran," terang Supardin.




(hsa/gsp)

Hide Ads