Ada beberapa peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menarik perhatian pembaca setia detikBali, dalam sepekan terakhir.
Peristiwa kriminal seperti pemerkosaan dan kericuhan warga karena dugaan praktik dukun santet di Dompu, jadi dua berita yang paling banyak disorot. Warga di sana bahkan sampai memblokir jalan karena pasutri yang dituding dukun santet masih berkeliaran.
Berikutnya ada kisruh internal di tubuh Golkar NTT. Ini adalah satu dan beberapa peristiwa politik yang terjadi di Nusa Tenggara, termasuk mujurnya Ketua PDIP NTB yang bisa melenggang ke Senayan karena PPP gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rangkuman berita-berita di atas yang kami rangkum dalam rubrik Terpopuler Sepekan:
Heboh Dukun Santet di Dompu
Puluhan warga memblokir jalan raya di Desa Bakajaya, Kecamatan Woja, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka geram dan menuding pasangan suami istri (pasutri) berinisial AL (60) dan SA (58) di desa tersebut melakukan praktik dukun santet.
Warga menuding aksi AL dan SA telah mengakibatkan seorang warga berinisial SGR (51) meninggal dunia karena guna-guna. Aksi blokir jalan itu dilakukan seusai jenazah SGR dimakamkan pada Kamis (21/3/2024). Warga meminta AL dan SA segera ditangkap polisi.
"Setelah dimakamkan, warga langsung blokir jalan karena terduga pelaku sudah tidak ada di rumah," kata salah seorang warga, Supriadin, kepada detikBali.
Supriadin mengungkapkan SGR sempat terlibat cekcok dengan AL dan SA pada Rabu malam. Menurutnya, SGR dan pasutri yang dituding menjadi dukun santet itu merupakan tetangga yang rumahnya bersebelahan.
Supriadin menjelaskan keluarga SGR sempat mencari pasutri tersebut dan menggeledah rumahnya seusai acara pemakaman pada Kamis siang. Ia menyebut keluarga SGR menemukan puluhan lembar foto yang telah ditusuk menggunakan paku dan jarum di dalam rumah AL dan SA.
Belakangan, foto-foto yang ditemukan di rumah pasutri itu viral di media sosial. Ada beberapa foto yang bisa dikenali, di antaranya foto kepala desa dan anggota brimob. Ada pula beberapa foto perempuan.
Keluarga SGR, Supriadin melanjutkan, juga menemukan celana pendek dan celana dalam milik SGR yang tertanam di rumah pasutri itu. "Bukti itu sudah kami serahkan ke polisi di Polres Dompu," imbuhnya.
Informasi yang dihimpun detikBali, AL dan SA telah mengamankan diri ke Polres Dompu setelah mengetahui SGR meninggal dunia. Pasutri itu mengamankan diri lantaran takut menjadi sasaran kemarahan warga.
PPP Buntung, 'Barang Antik Megawati' Mujur
Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat, ketiban mujur setelah PPP dinyatakan tak lolos ke Senayan. Pria yang dijuluki 'barang antik Megawati' itu dipastikan melenggang ke DPR dari dapil NTB II Pulau Lombok.
Diketahui, PPP dinyatakan tak menembus ambang batas parlemen 4%. Otomatis, semua caleg PPP yang sebelumnya dinyatakan mendapat kursi, harus rela meninggalkannya.
'Kesialan' para caleg PPP itu malah menjadi 'mujur' bagi Rachmat. Dia dipastikan mendapat kursi terakhir dari dapil itu.
Sebelumnya, pada hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024 untuk Pileg DPR RI Dapil NTB II, PDIP bertengger di urutan kesembilan dari delapan kursi yang ada.
PDIP mengoleksi 134.184 di Dapil NTB II. Rachmat Hidayat menjadi peraih suara terbanyak di internal PDIP dengan 73.679 suara. Suara PDIP terpaut 12.878 suara dengan Partai NasDem yang berhak atas kursi terakhir dari dapil NTB II.
Sementara itu, PPP yang tak lolos PT meraih 173.716 suara, dengan pemilik suara terbanyak Ermalena dengan 52.747 suara di kursi keempat.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat nasional yang dilakukan KPU terhadap perolehan suara di 38 provinsi dan 128 wilayah luar negeri pada Rabu (20/3/2024) malam, PPP mendapatkan 5.878.777 suara.
Dengan mengacu pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan partai politik yang gagal meraup sedikitnya 4 persen suara sah nasional tidak dapat mengonversi suaranya menjadi kursi di Senayan. Otomatis, jatah satu kursi dari dapil itu yang seharusnya milik caleg PPP, kini 'dilimpahkan' ke Rachmat.
Remaja Diperkosa 7 Pria, Satu Pelaku Pacar Korban
Nasib pilu dialami seorang remaja perempuan berusia 14 tahun di Kecamatan Keruak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia diperkosa secara bergilir oleh pacar dan enam temannya.
Aksi bejat para pelaku dilakukan pada Senin (18/3/2024) dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita. Awalnya, kekasih korban, I, mengajak remaja itu jalan-jalan malam.
"Korban ini awalnya dibawa keluar oleh pacar korban pada Minggu (17/3/2024) malam sekitar pukul 20.00 Wita," kata Kasatreskrim Polres Lombok Timur AKP I Made Dharma Yulia Putra kepada detikBali, Selasa (19/3/2024).
Setelah itu, korban lalu dibawa ke salah satu rumah teman I di Kecamatan Keruak, Lombok Timur, untuk berkumpul sekitar pukul 22.00 Wita. Sesampai di rumah itu, korban diajak masuk ke dalam rumah dan dipaksa ikut minum minuman keras.
Korban dengan terpaksa ikut minum minuman keras (miras) bersama I dan enam temannya.
"Sekitar pukul 02.00 Wita korban dipaksa untuk berhubungan seks dengan teman I, tetapi korban menolak untuk melakukan itu," ucap mantan Kasatreskrim Polres Lombok Barat ini.
Karena menolak, dia dijambak dan dibekap oleh I dan temannya hingga tidak sadarkan diri. Mereka kemudian melancarkan aksi bejat, memerkosa korban secara bergilir.
Setelah mendapat laporan keluarga, polisi kemudian bergerak menangkap para pelaku. Empat pelaku sudah ditangkap, yakni RA, MA, JA, dan MS. Mereka ditangkap pada 19 Maret lalu.
"Keempat pelaku diamankan di Polsek Sakra Timur," ujar Kasatreskrim Polres Lombok Timur AKP I Made Dharma Yulia Putra , Rabu (20/3/2024).
Semua pelaku diamankan di rumahnya masing-masing di Lombok Timur. Keempat pelaku masih diperiksa intensif di Polsek Sakra Timur. Seluruhnya masih berstatus terperiksa.
"Sisanya tiga pelaku belum ditangkap. Masih dilakukan pengembangan," kata Dharma.
Pecah Kongsi Internal Golkar NTT
Kisruh di internal DPD Partai Golkar NTT mencuat ke publik. Ketua DPD Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dituding semena-semena mencopot Inche DP Sayuna dari posisi sekretaris.
"Saya sudah melaporkan pencopotan itu ke dewan etik partai, Laka Lena bertindak sewenang-wenang dalam pencopotan Sekretaris Golkar NTT," ujar Inche kepada detikBali, Rabu (20/3/2024).
Inche membeberkan kronologi pemecatannya itu. Berawal saat Inche menerima undangan rapat pleno tingkat DPD Partai Golkar NTT pada Kamis (6/3/2024). Salah satu agendanya adalah evaluasi kepengurusan DPD Partai Golkar NTT.
"Saya mendapat undangan untuk evaluasi kepengurusan DPD Partai Golkar Provinsi NTT. Rapat dihadiri ketua, anggota dewan pertimbangan, serta pengurus DPD I Partai Golkar Provinsi NTT," jelasnya.
Menurut Inche, rapat saat itu dipimpin oleh Laka Lena. Laka Lena saat itu menjelaskan kebutuhan evaluasi terhadap badan pengurus partai untuk menghadapi pilkada.
Evaluasi dilakukan tim khusus yang ditunjuk secara sepihak oleh Laka Lena. Selanjutnya, Laka Lena menggunakan otoritasnya selaku ketua untuk memutuskan rapat tersebut.
Inche menambahkan putusan Laka Lena itu sempat menuai protes dan dinilai tidak sesuai dengan aturan partai. Peserta rapat menyatakan keberatan dalam rapat tersebut.
Dewan pertimbangan, jelas Inche, menyarankan agar evaluasi tidak terlalu mendesak dan justru kontraproduktif jika dipaksakan karena proses perhitungan suara pemilu masih berlangsung. Bila evaluasi tetap dilaksanakan, maka harus dilakukan oleh pihak yang independen.
"Evaluasi harus dilakukan secara terbuka serta diberi kesempatan kepada yang bersangkutan untuk membela diri. Selain itu, proses evaluasi sampai pergantian kepengurusan, wajib menaati AD/ART partai dan organisasi," terang Inche.
Wakil Ketua DPRD NTT itu mendapat informasi dari Ketua Tim Evaluasi Ans Takalapeta jika telah digantikan sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar NTT pada Jumat (8/3/2024). Informasi itu didapatkan melalui sambungan telepon.
Inche juga mendapatkan kabar jika posisinya di Sekretaris Partai Golkar NTT digantikan oleh salah satu dari empat orang tim evaluasi yang ditunjuk oleh Laka Lena. Sekretaris DPD Golkar NTT kini dijabat Welmintje S Libby Sinlaeloe.
Inche menilai proses pencopotan terhadap dirinya tidak mengikuti prosedur dan mekanisme yang diatur dalam AD/ART Partai Golkar. "Laka Lena juga telah melecehkan harkat dan martabat saya," terang Inche.
Koordinator Tim Media Partai Golkar NTT Frans Sarong juga membantah bahwa revisi kepengurusan sebagai skenario Ketua DPD Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena untuk menjegal Inche Sayuna kembali menduduki posisi pimpinan DPRD NTT periode 2024-2029.
"Tudingan itu sama sekali tidak benar karena memang tidak pernah ada skenario seperti digambarkan," ujar Frans Sarong.
Menurut Frans, pernyataan yang disampaikan Ince Sayuna merupakan suatu kecemasan akan kehilangan jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD NTT periode 2024-2029. Baginya, setiap caleg terpilih memiliki hak yang sama untuk menduduki jabatan pada legislatif, termasuk pimpinan DPRD.
"Penempatan mereka tentu dengan berbagai persyaratan pendukungnya. Pertanyaannya, apakah yang sekretaris mesti menjadi prioritas? Jejak di Golkar tidak mesti begitu," jelas Frans.
(dpw/iws)