Bukan Dihentikan, Anies Janji Berikan 'Bansos Plus' Jika Jadi Presiden

Bukan Dihentikan, Anies Janji Berikan 'Bansos Plus' Jika Jadi Presiden

Lalu Helmy Akbar - detikBali
Selasa, 06 Feb 2024 18:45 WIB
Anies Baswedan seusai memimpin kampanye akbar di Lapangan Karang Pule Sekarbela, Kota Mataram, NTB, Selasa (6/2/2024). (Helmy Akbar / detikBali)
Foto: Anies Baswedan seusai memimpin kampanye akbar di Lapangan Karang Pule Sekarbela, Kota Mataram, NTB, Selasa (6/2/2024). (Lalu Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menepis anggapan bakal menghentikan bantuan sosial (bansos) jika dirinya terpilih menjadi presiden. Anies mengaku bakal menambah bansos dengan sebutan 'bansos plus' jika pemimpin Indonesia bersama Muhaimin Iskandar.

"Di luar sana ada kabar beredar, bila ada perubahan bansos berhenti," kata Anies saat memimpin Kampanye Akbar di Lapangan Karang Pula, Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa (6/2/2024).

"Maka sampaikan kepada semua bahwa ya benar akan ada perubahan, bansos menjadi 'bansos plus'. Bansos ditingkatkan jumlahnya, ditingkatkan yang hari ini belum dapat, dan diberikan pelatihan supaya meningkat kesejahteraannya," tambah Anies.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies meminta kepada ribuan pendukungnya untuk menyebarluaskan informasi tersebut. "Bansos diubah jadi 'bansos plus'. Bantu sampaikan kepada semua. Sebarkan kepada semua. Insya Allah 14 Februari kita akan meraih kemenangan," ucap Anies.

Di tempat yang sama, Anies juga mengkritik rajinnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun membagikan bansos untuk menguntungkan capres-cawapres tertentu.

"Dulu ketika kementerian dan pemerintah daerah membagi (bansos) selalu diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemeriksaannya apakah tepat sasaran, apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan orang yang berhak. Nah kalau lurah, camat, dan seluruh aparat lain diharuskan membagi bansos sesuai dengan sasarannya yang sudah ditetapkan, ya seharusnya pejabat yang lebih tinggi memberikan contoh," kata Anies.

Anies menyinggung pejabat yang lebih tinggi, dalam hal ini presiden, tak boleh asal-asalan dalam membagi bansos. Anies khawatir perilaku tersebut bakal dicontoh pejabat di bawahnya.

"Karena kalau pejabat yang lebih tinggi memberikan secara acak, nanti pejabat yang di bawah akan mengatakan 'oh kami juga bisa berikan secara acak, yang di atas juga boleh kok'. Kenapa? Karena bansos itu ada daftar penerimanya. Daftar ini harus sesuai dengan daftar warga miskin yang berhak," ujar eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Anies kemudian menyinggung soal revolusi mental. Semangat utama dari hadirnya revolusi mental menurut Anies adalah pemimpin mesti hadir sebagai panutan. "Prinsip revolusi mental adalah pemimpin sebagai panutan. Pemimpin sebagai contoh, itu kita laksanakan," terangnya.




(dpw/hsa)

Hide Ads