4 Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Meninggal, Sakit Sesak Napas hingga Lambung

4 Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Meninggal, Sakit Sesak Napas hingga Lambung

Arnoldus Yurgo - detikBali
Senin, 29 Jan 2024 21:28 WIB
Pengungsi Gunung Lewotobi yang meninggal di Posko Persawahan Konga, Flores Timur. (Istimewa)
Foto: Pengungsi Gunung Lewotobi yang meninggal di Posko Persawahan Konga, Flores Timur. (Istimewa)
Flores Timur -

Empat orang pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia. Mereka adalah Yuliana Soge, Maria Peni Hayon, Petrus Kula Puka, dan Antonius Belang Uran.

"Satu berasal dari Desa Nurabelen (Antonius) dan tiga orang dari Desa Nobo," kata Kadis Kominfo Flores Timur, Hery Lamawuran kepada detikBali, Senin (29/2024).

Keempat pengungsi tersebut meninggal dalam rentan waktu tak cukup jauh. Mulai 15, 25, 27, dan 28 Januari 2024. Dari catatan medis, kata Hery, empat pengungsi yang meninggal ada yang terserang sakit sesak napas, rematik, asma, asam urat, dan lambung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi pertama yang meninggal adalah Antonius Belang Uran. Pria berusia 72 tahun itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka pada 15 Januari 2024.

Sementara korban lain, Maria Peni Hayon, meninggal di Rumah Sakit Kewapante di Kabupaten Sikka. Perempuan berusia 70 tahun tersebut meninggal dengan riwayat sakit sesak napas dan asma.

ADVERTISEMENT

Warga Desa Nobo itu juga berada di pengungsian Posko Konga, Kecamatan Titehena, sejak 2 Januari 2024. Namun pada 15 Januari 2024, Maria dijemput untuk menginap di rumah warga setempat dengan alasan hujan angin.

Hery menerangkan pada 21 Januari 2024, Maria sempat ke pos kesehatan dengan keluhan sesak napas kurang lebih empat hari, batuk pilek, nyeri ulu hati, dan nafsu makan menurun.

"Dia dilayani nebulisasi ventolin+ NaCL 1: 4 ml. Namun pukul 14.30 Wita pasien muntah berwarna hitam darah bercampur lendir hitam dan harus dipasang infus," terang Hery.

Maria kemudian dirujuk ke IGD Boru dan kembali dirujuk RS St. Gabriel Kewapante. Namun ia meninggal pada 25 Januari 2024.

Sementara Petrus Kula Puka meninggal di rumah warga di Desa Konga, Kecamatan Titehena pada 27 Januari 2024. Pria berusia 65 tahun itu meninggal dengan riwayat sakit rematik dan lambung.

Pengungsi keempat yakni Yuliana Soge meninggal di lokasi pengungsian persawahan, persis di bangunan loss milik warga dekat BPP Konga, Kecamatan Titehena, Minggu (28/1/2024). Berdasarkan keterangan petugas kesehatan Desa Nobo, sejak mengungsi 2 Januari 2024, perempuan berusia 98 tahun itu sudah tidak mau makan.

Hal itu yang menyebabkan daya tahan tubuh Yuliana terus menurun. Pada 20 Januari, Yuliana tidak makan dan hanya minum air putih. Bahkan dia hanya minum susu segelas sehari.

Status Gunung Lewotobi Laki-Laki terkini klik halaman berikutnya

Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Turun ke Level III Siaga

Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sebelumnya naik status Level IV (Awas) pada 9 Januari 2024 kini turun status ke level III Siaga pada 29 Januari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerangkan berdasarkan pengamatan secara visual dan kegempaan pada periode selama 23-29 Januari 2024 menunjukkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki cenderung menurun.

"Hasil evaluasi dan analisis secara menyeluruh dari data visual dan instrumental maka Gunung Lewotobi Laki-Laki diturunkan dari level IV Awas ke level III Siaga terhitung mulai 29 Januari 2024 pukul 12.00 Wita," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan dalam surat edaran.

Hendra menerangkan tinggi kolom saat erupsi dari rata-rata 1.500 meter di atas puncak menjadi 500 meter di atas puncak. Selain itu, pergerakan lava di arah timur laut teramati melambat dikarenakan berkurangnya suplai magma dan telah mencapai daerah topografi yang landai.

Sementara, lanjut Hendra, awan panas guguran masih terjadi dengan jarak luncur rata-rata 1 kilometer dan maksimal 2 kilometer dari pusat erupsi. Gempa-gempa pada periode ini lebih didominasi oleh gempa permukaan.

"Menandakan gempa sudah mencapai permukaan dan sebagian keluar dari kawah," terangnya.

PVMBG juga merilis berkurangnya jumlah gempa erupsi yang sebelumya 15-25 setiap hari kini berkurang menjadi 3-5 setiap hari. Tak hanya itu, terekamnya gempa hybrid menunjukkan terjadinya pertumbuhan kubah lava dengan laju rendah. Bahkan, gempa tremor juga tidak terekam sejak 24 Januari 2024.

Meski terjadi penurunan aktivitas serta status, Hendra tetap mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Laki-Laki, pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi. Serta sektoral 5 Kilometer pada arah utara timur-laut dan 6 kilometer pada sektor timur laut.

"Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Puluhan Penerbangan di Ngurah Rai Batal Imbas Erupsi Lewotobi"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

Hide Ads