Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Siaga, Ratusan Warga Mengungsi

Flores Timur

Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Siaga, Ratusan Warga Mengungsi

Yurgo Purab - detikBali
Senin, 01 Jan 2024 12:49 WIB
Sejumlah warga mengungsi ke Kantor Camat Wulanggitang, Flores Timur, NTT, setelah Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus siaga, Senin (1/1/2024). (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Sejumlah warga mengungsi ke Kantor Camat Wulanggitang, Flores Timur, NTT, setelah Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus siaga, Senin (1/1/2024). (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Wajah orang tua dan anak-anak dari sejumlah desa di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tampak lisut, Senin pagi (1/1/2024). Mereka terlihat mengantuk sebab semalam suntuk berlari mencari pengungsian karena status Gunung Lewotobi Laki-laki naik dari waspada ke level siaga.

Maria Goreti, salah satu warga Desa Boru, mengaku bergegas mencari pengungsian saat tengah malam sekitar pukul 00.00 Wita. Beberapa warga di desanya juga berhamburan menyelamatkan diri sembari memikul barang-barang yang bisa dibawa. Diperkirakan ratusan warga Wulanggitang mengungsi setelah Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus siaga.

"Kami bawa karung-karung. Saat ini belum makan pagi. Semalam jalan tanpa ada persiapan," tutur Maria saat ditemui di Kantor Camat Wulanggitang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa warga memilih duduk di terpal yang digelar di pengungsian itu. Sebagian lagi terlihat masih tertidur pulas di lantai salah satu ruangan di Kantor Camat Wulanggitang.

Seselia Kwuta, warga Desa Nawakote, menuturkan dirinya sedang tidur nyenyak saat Gunung Lewotobi Laki-laki naik ke level siaga. Ia terjaga setelah anggota keluarganya memanggil-manggil untuk segera menyelamatkan diri ke kantor camat.

"Ada yang langsung lari di perbatasan. Saya takut mati," kata Seselia.

Pantauan detikBali, puncak Gunung Lewotobi masih mengeluarkan asap pada Senin pagi. Debu vulkanik bertebaran dan membuat mata perih.

Kepala SMA Seminari San Dominggo Hokeng, Romo Sandro Lozor, juga punya cerita saat mengungsi ke rumah warga di dekat Kantor Camat Wulanggitang. Sekitar pukul 01.00 Wita, dia mendengar suara bergemuruh yang disusul dengan asap hitam tebal.

Dia berharap, sekolah calon imam tempatnya mengabdi tidak terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. "Kalau alam berkehendak pendidikan calon imam tetap berdiri guna melahirkan para pastor, maka alam tidak akan musnahkan lembaga persemaian ini," ujar Romo Sandro Lozor.

Gunung Lewotobi masih mengeluarkan asap pada Senin pagi (1/1/2024).Gunung Lewotobi masih mengeluarkan asap pada Senin pagi (1/1/2024). Foto: Yurgo Purab/detikBali

Beberapa warga memilih berlari ke perbatasan Larantuka-Maumere. Ada yang bertahan di tenda pengungsian, SMPN Wulanggitang, dan juga rumah-rumah warga sekitar.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan aktivitas Gunung Lewotobi sudah memasuki level siaga sejak 1 Januari 2024. Menurutnya, ada rekahan akibat erupsi baru yang teramati di tenggara-selatan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

"Cuaca cerah hingga hujan. Angin lemah, hingga sedang ke arah Utara, Timur, Tenggara, Barat dan Barat Laut," ujar Hendra dalam keterangan resminya.

Hendra menyebut letusan teramati pada jarak 1.000-1.500 meter dari puncak gunung. Kolom abu berwarna putih kelabu hingga hitam. Menurutnya, potensi bahaya yang terjadi adalah erupsi eksplosif dengan jarak lontaran material erupsi lebih dari 3 kilometer (km).

"Aktivitas erupsi yang lebih kuat dapat menyebabkan longsoran pada bagian rekahan dan dapat menyebabkan awan panas dengan jarak luncur mencapai 4 km ke barat laut, utara dan selatan tenggara," terangnya.

Hendra meminta warga untuk tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah (pemda) setempat. Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Perempuan.




(iws/hsa)

Hide Ads