Kementerian Agama (Kemenag) mengklarifikasi pemberitaan terkait kehadiran Menteri Yaqut Cholil Qoumas dalam acara deklarasi dukungan Nahdlatul Wathan (NW) kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kehadiran Menteri Yaqut dalam acara itu bukan untuk mengikuti deklarasi, tetapi menghadiri undangan Hari Ulang Tahun ke-88 Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
"Kami sampaikan bahwa kehadiran Menag Yaqut Cholil Qoumas di Lombok karena diminta mewakili Presiden RI Joko Widodo untuk menghadiri dan memberikan sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-88 Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI)," tulis Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Akhmad Fauzin, dalam keterangannya kepada detikBali, Senin (30/10/2023).
"Tidak ada agenda deklarasi dalam rundown yang kami terima," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani mengatakan pihaknya tak bermaksud melibatkan sejumlah pejabat dalam deklarasi dukungan kepada capres dan cawapres itu. Namun, deklarasi itu semata-mata dilakukan pada momen ulang tahun yang dihadiri oleh banyak santri dan anggota NW.
"Kenapa kami lakukan di momen Hultah kemarin itu karena di situ benar-benar semua kader hadir. Mulai dari alumni NW di seluruh Indonesia hadir di sana," kata Atsani.
Dia menegaskan para pejabat negara baik dari tingkat nasional maupun daerah yang hadir di sana, bukan untuk mengikuti deklarasi, namun untuk menghadiri acara Hultah ke-88 Madrasah NWDI. Salah satu yang diundang adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi kalau beliau-beliau datang, alhamdulillah. Kalau tidak juga kami tidak apa-apa karena kami tahu kesibukan beliau," ucap Atsani.
Sebelumnya, Yaqut juga menampik kehadirannya di situ untuk acara deklarasi. Dia menegaskan, kehadirannya di sana untuk menghadiri acara Hultah NWDI menggantikan Presiden Jokowi.
Yaqut menegaskan tidak terlibat dalam deklarasi yang disampaikan Ketua Umum PBNW Tuan Guru Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani di hadapan ribuan santrinya. Mewakili pemerintah, Yaqut mengaku bersikap netral.
"Ini harus saya respons. Kepada semua santri, saya tidak akan terlibat di dalam deklarasi. Sebagai pemerintah mewakili presiden, pemerintah berada di dalam posisi netral dan tengah-tengah tanpa harus menghalangi hak warga negara atau menghambat hak wargan egara untuk menyalurkan pilihannya," tutur Yaqut yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) itu.
Ihwal sikap NW memilih untuk bergabung bersama dengan Partai Gerindra dan mendeklarasikan pasangan Prabowo-Gibran, Yaqut melanjutkan, harus dihormati dan dihargai.
"Saya tegaskan sebagai pemerintah tidak boleh berpihak. Tapi secara pribadi tentu boleh. Saya berpihak kepada siapa? Itu rahasia ya," tegasnya.
(dpw/dpw)