Ironi Warga Lembor: Hidup di Lumbung Beras, tapi Terancam Kelaparan

Manggarai Barat

Ironi Warga Lembor: Hidup di Lumbung Beras, tapi Terancam Kelaparan

Ambrosius Ardin - detikBali
Jumat, 06 Okt 2023 17:07 WIB
Warga Labuan antre mendapatkan beras saat operasi pasar murah oleh Bulog di Marina Waterfront Labuan Bajo, Rabu (4/10/2023) (Ambrosius Ardin).
Foto: Warga Labuan antre mendapatkan beras saat operasi pasar murah oleh Bulog di Marina Waterfront Labuan Bajo, Rabu (4/10/2023) (Ambrosius Ardin).
Manggarai Barat -

Sudah sebulan warga di Desa Siru dan daerah lainnya di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) kesulitan mendapatkan beras. Mereka bahkan terancam kelaparan hingga enam bulan ke depan, itu pun jika rencana menanam padi pada November mendatang bisa terwujud.

Kondisi ini sebuah ironi, sebab Lembor adalah salah satu lumbung beras di Manggarai Barat hingga Manggarai Timur. "Bukan hanya warga Siru (kesulitan mendapatkan beras), hampir semua Lembor," ungkap Kepala Desa Siru, Sumardi, Jumat (6/10/2023).

"Lembor memang terancam kerawanan pangan (kelaparan), di sisi lain harga beras sudah naik," lanjut dia. Harga beras di Lembor saat ini meroket hingga Rp15 ribu per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumardi mengatakan warga biasanya mendapatkan beras di penggilingan yang ada di Lembor. Namun, saat ini stoknya sudah habis.

"Stok beras biasanya ada di penggilingan, sekarang stoknya tidak ada," katanya.

Ia menjelaskan kelangkaan beras di sana akibat stok padi hasil panen sebelumnya yang mulai menipis. Persawahan Lembor baru sekali menanam padi tahun ini yang panennya pada April 2023.

Pada September lalu seharusnya petani di sana panen untuk musim tanam kedua. Namun, itu tak terjadi karena sawah mengalami kekeringan setelah panen pertama April lalu.

Kekeringan itu disebabkan irigasi yang mengalirkan air ke persawahan Lembor sedang direnovasi hingga sekarang.

"Ada beberapa faktor (terjadinya kelangkaan beras di Lembor) di antaranya ada renovasi irigasi besar-besaran d Lembor. Air tidak bisa dilepas (ke sawah). Panen terakhir untuk tahun 2023 bulan April kemarin. Sejak dari situ warga tidak bisa tanam," jelas Sumardi.

Ia menyebut sawah di sana dua kali musim tanam dalam setahun, yakni periode Oktober-Maret dan April-September.

Ia mengatakan sawah dialiri air dari irigasi yang direnovasi itu mulai 15 Oktober 2023. Namun, tak semua sawah bisa dialirkan air karena irigasi itu belum semuanya rampung dikerjakan.

Jika irigasi itu sudah bisa dimanfaatkan pada pertengahan bulan ini, maka petani di sana bisa kembali menanam pada November 2023. Panennya pada Maret 2024.

"Kalau tanam akhir November, sekitar Maret baru panen. Masyarakat Lembor akan terancam rawan pangan," katanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu belum menanggapi permintaan konfirmasi terkait kondisi di irigasi di persawahan Lembor hingga berita ini diunggah.

Bulog Klaim Stok Beras Aman

Kepala Perum Bulog Cabang Labuan Bajo Pier Solissa mengeklaim stok beras di Manggarai Barat aman hingga Desember 2023. Pier mengatakan stok beras di gudang Perum Bulog Labuan Bajo sejak awal Oktober ini sebanyak 800 ton. Stok ini dinilai aman di tengah meroketnya harga beras di daerah tersebut dalam dua pekan terakhir.

Pier menjelaskan sebagian besar beras itu dialokasikan untuk bantuan pangan selama dua bulan, Oktober dan November 2023. Sebagian lagi diperuntukkan kepada anggota TNI, Polri dan ASN atau yang disebut dengan beras golongan anggaran.

"Stok Beras di Bulog per 2 Oktober itu ada 800 ton yang dialokasikan untuk bantuan pangan selama dua bulan, Oktober dan November, sekitar 650 ton, kemudian untuk golongan anggaran 60 ton sampai dengan Desember," kata Pier di Labuan Bajo, Kamis (5/10/2023).

Sementara, untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru, Perum Bulog Labuan Bajo telah meminta untuk mendatangkan 750 ton beras dari Jawa Timur. "Untuk tiga bulan ke depan stok beras di Bulog aman," katanya.

Diketahui, harga beras di Kabupaten Manggarai Barat melambung tinggi dalam dua pekan terakhir. Hal serupa juga terjadi di Manggarai Timur.

Beras yang biasanya dijual dengan harga Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per kilogram kini menjadi Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram. Harga melambung itu dipicu kekeringan.

Salah satunya persawahan Lembor sedang melakukan perbaikan irigasi, sehingga lahan petani tidak bisa ditanami padi. Kondisi serupa terjadi di daerah lain yang menjadi lumbung beras di Manggarai Barat, yakni Terang, Kecamatan Boleng, dan Nggorang, Kecamatan Komodo.

Perum Bulog Labuan Bajo bersama Disperindag Manggarai Barat sejauh ini sudah melakukan tiga kali operasi pasar. Yakni, di Pasar Baru Cermin, Pasar Baru dan Marina Waterfront Labuan Bajo.

Sudah 10,5 ton beras yang diedarkan kepada masyarakat Labuan Bajo dari target 21 ton untuk pasar murah di destinasi wisata superprioritas itu.

Beras yang digelontorkan Perum Bulog Labuan Bajo itu dijual dengan harga Rp 11 ribu per kilogram. Setiap keluarga mendapat jatah beras maksimal 10 kilogram.




(nor/iws)

Hide Ads