.webp)
Calon Penjabat (Pj) Gubernur yang juga merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Nusa Tenggara Timur (NTB) Lalu Gita Ariadi terpantau mengikuti kegiatan PDI Perjuangan (PDIP). Lalu Gita ikut dalam acara pemberian bantuan sosial oleh petinggi PDIP NTB di Lapangan Muhajirin Praya, Lombok Tengah pada Minggu (10/9/2023).
Dari video yang diterima detikBali, Lalu Gita memperkenalkan para pimpinan PDIP yang juga bakal calon anggota legislatif (bacaleg) ke masyarakat (penerima bantuan) yang hadir di lokasi. Adapun bantuan yang dibagi dalam acara tersebut adalah mobil operasional kepada sejumlah lembaga serta santunan kepada anak yatim.
Lalu Gita juga memperkenalkan dirinya sebagai Pj Gubernur NTB terpilih dan akan dilantik pada 19 September mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Sekda NTB di acara PDIP itu ramai jadi perbincangan publik. Tak sedikit yang meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mendalami dugaan pelanggaran dalam kehadiran Lalu Gita tersebut.
Ketua Bawaslu Provinsi NTB, Itratip, mengatakan pada prinsipnya seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang keras mengikuti kampanye partai atau kegiatan yang menjurus kepada kampanye karena menyangkut netralitas ASN.
"Jelas dan tegas soal aturan netralitas ASN," kata Itratip kepada detikBali, Senin (11/9/2023).
Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah keterlibatan Sekda NTB dalam acara PDIP itu dapat masuk kategori pelanggaran. Bawaslu saat ini tengah melakukan pendalaman dan mengumpulkan bukti-bukti terkait.
"Kami harus cek dulu, acaranya apa dan apakah memang ada pernyataan kampanye yang dilakukan Sekda," ujar Itratip.
Pihaknya berharap jika masyarakat memiliki bukti dapat melaporkannya ke Bawaslu.
"Semua pihak punya hak untuk melakukan pengawasan terhadap netralitas ASN," ujarnya.
Dalam video yang sama juga, Lalu Gita tampak menerangkan alasan kehadiran dirinya. Lalu Gita mengaku selalu hadir dalam semua acara parpol, tak hanya PDIP.
Ia menegaskan apabila ada acara serupa dari parpol lain, pihaknya juga akan hadir.
"Saya hadir karena memiliki tugas untuk mendamaikan," ucap Sekda.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak berdebat berlebihan lantaran berbeda pilihan politik.
"Masalah beda pilihan itu biasa. Jangan sampai terjadi pertumpahan darah," pesan pria kelahiran Lombok Tengah itu.
(dpw/hsa)
