Seorang pria bernama Agus Woro alias AW akhirnya menyerah setelah enam hari berada di atas tower (menara) radio Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pria berusia 56 tahun itu memanjat menara pemancar setinggi 65 meter itu pada Selasa (8/8/2023).
Sebelumnya, Agus mau turun jika diizinkan mengikuti upacara 17 Agustus di Istana Negara dan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berikut fakta-fakta pria panjat tower 65 meter di Kupang.
6 Hari Bertahan di Tower Sebelum Akhirnya Menyerah
Agus akhirnya menyerah dan turun setelah enam hari berada di atas tower. Ia dievakuasi oleh petugas SAR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat evakuasi, kondisinya lemas karena dipengaruhi oleh terik matahari dan angin kencang, itu berpengaruh terhadap kesehatannya," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas I Kupang I Putu Sudayana kepada detikBali, Selasa (14/8/2023).
Putu menjelaskan sejak hari pertama dan kedua, petugas SAR sudah berupaya untuk mengevakuasi, namun pria asal Ngada itu menolak. Petugas lantas melakukan persiapan evakuasi pada hari-hari berikutnya, sampai akhirnya pria itu menyerah dan meminta turun.
Tulis Sepucuk Surat
Putu mengungkap sebelum turun pada hari keenam, sehari sebelumnya Agus menulis sepucuk surat lalu dijatuhkan dengan gunting sebagai pemberat. Surat itu berisi permintaan untuk dievakuasi.
"Setelah mendapat informasi dari Sinode GMIT bahwa Agus minta dievakuasi karena aspirasinya tidak ditanggapi, saya langsung perintahkan 15 personel Basarnas yang didukung oleh Polresta Kupang Kota, BPBD, Pemadam Kebakaran, dan Sinode GMIT agar segera mengevakuasinya," katanya.
Setelah dievakuasi, Agus langsung diperiksa kesehatannya dan diserahkan ke pihak kepolisian Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uli Kupang.
50 Kali Menaiki Tower
Putu menyebut Agus telah 50 kali menaiki tower di beberapa tempat berbeda untuk menyampaikan aspirasinya. Pada aksi yang terakhir, dia meminta untuk bertemu dengan Jokowi.
"Beberapa bulan lalu kami baru evakuasi tapi orang yang sama. Kita hidup di negara berdemokrasi boleh saja sampaikan aspirasi tapi jangan sampai meresahkan dan mengganggu ketertiban umum," ungkap Putu.
SAR Bujuk 30 Menit
Komandan Tim Rescue Basarnas Kupang Cosmas Bria mengungkapkan dia harus membujuk Agus selama 30 menit sebelum akhirnya mau turun.
"Sekitar 30 menit saya membujuknya. Setelah komunikasi berjalan, akhirnya dia bersedia untuk turun," ceritanya di Kantor Basarnas Kupang, Selasa.
Sebelum turun, lanjut Cosmas, Agus sempat meminta agar tuntutannya mengikuti upacara perayaan 17 Agustus bersama Presiden Jokowi harus dipenuhi. Setelah proses negosiasi panjang, akhirnya Agus bersedia turun dan hanya meminta bicara langsung dengan Ketua SinodeGMIT danKapolresta Kupang Kota Kombes Rishian Krisna Budiaswanto.
6 Hari Tanpa Makan
Cosmas mengatakan Agus hanya bermodal tiga batang kayu, tas, jaket, bendera merah putih, baliho, dan air mineral saat berada di atas tower. Selama enam hari di atas tower, ia bertahan tanpa makan.
"Kalau untuk makanan, stoknya tidak ada karena tas yang dibawanya tidak berisi apa pun," ungkap Cosmas.
Petugas menilai Agus sudah sangat paham cara mengatur pola minum dan makan agar bisa bertahan dalam waktu cukup lama.
"Dia sudah berulang kali lakukan hal yang sama sehingga dia sudah tahu bagaimana bisa bertahan hidup karena air minumnya hanya sisakan sekitar setengah gelas. Saya yakin, itu dia sudah tahu atur pola minum agar bisa tercukupi," imbuhnya.
Cosmas mengungkapkan kondisi Agus sangat kurus. Apalagi bagian perutnya hampir tidak teraba ketika hendak memasang peralatan evakuasi.
"Sangat kurus karena sudah enam hari di atas tower," imbuhnya.
(nor/gsp)