"Sementara masih kami lakukan pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat AKP Wahyu Agha Ari Septyan, Minggu (23/7/2023).
Pemeriksaan dilakukan karena kapal wisata yang mengangkut sembilan wisatawan mancanegara asal Malaysia itu tidak mengantongi surat persetujuan berlayar (SPB) atau izin berlayar dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo.
Ia menjelaskan polisi baru menyelesaikan pemeriksaan para wisatawan korban kapal tenggelam dan nakhoda kapalnya, Minggu siang (23/7/2023). "Karena sebagian besar penumpang bermalam di Pulau Komodo, jadi hari ini baru kami lakukan pemeriksaan terhadap korban dan kapten kapal," jelas Septyan.
Sebelumnya, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Labuan Bajo Maxianus Mooy mengungkapkan KLM Teman Baik tidak mengantongi SPB Labuan Bajo. Kapal itu tidak melakukan Clearance Out di KSOP Labuan Bajo. Clearance Out ini prosedur wajib yang harus dipenuhi kapal untuk mendapatkan izin berlayar dari KSOP.
"Kapal bertolak dari Labuan Bajo tanpa melalui proses clearance out. Artinya dia tidak mengantongi surat persetujuan berlayar dari Syahbandar," tegas Maxianus.
Pihaknya menyerahkan kepada kepolisian untuk memproses hukum pelanggaran yang dilakukan KLM Teman Baik itu. Menurut dia, nakhoda kapal KLM Teman Baik yang berlayar tanpa mengantongi izin berlayar KSOP bisa dipidana.
"Yang jelas dia sudah melanggar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Kalau Kapal berlayar tanpa SPB itu pelanggaran pidana pelayaran," tegas Maxianus
KLM Teman Baik berangkat dari Pelabuhan Labuan Bajo dengan tujuan Taman Nasional Komodo pada 19 Juli 2023. Kapal itu tenggelam pada hari keempat. Kapal itu awalnya mati mesin sebelum tenggelam.
KLM Flores Utama kemudian datang membantu menarik kapal KLM Teman Baik untuk berlabuh. Saat menariknya, kapal itu melewati Selat Batu Tiga di sekitar Pink Beach. Di selat Batu Tiga itu arusnya sedang kuat. KLM Teman Baik pun terseret ke area yang dangkal. Kapal akhirnya karam, mengalami kemiringan hingga tenggelam.
"Kapal dibawa arus ke tempat yang dangkal, terseret ke tempat yang dangkal. Rupanya mungkin karena menyentuh kapal mengalami kemiringan. Karam, langsung mengalami kemiringan," jelas Maxianus.
Seluruh wisatawan di kapal tersebut berhasil dievakuasi dengan selamat ke Pulau Komodo. Hanya satu orang yang mengalami cedera di bagian tangan kiri dan mendapat perawatan di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo.
(nor/nor)