Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) Dianar Atti mengaku ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas lapangan yang melakukan vaksinasi rabies kosong. Walhasi, saat ini masih dilakukan upaya untuk pengadaan.
"Stok APD saat ini kosong, yang ada cuma sarung tangan karet, namun kami tetap upayakan untuk pengadaan dalam situasi-situasi darurat tetapi untuk jangka panjang dalam rangka pengendalian penyakit sangat membutuhkan stok yang banyak," ujarnya saat diwawancarai detikBali di sela-sela pelaksanan vaksinasi di Kota Soe, TTS, Sabtu (3/5/2023).
Ia menjelaskan target vaksinasi terjadap anjing dengan populasi sekitar 60 ribu ekor harus bisa mencapai 70 persen sehingga ada kekebalan kelompok atau herd immunity.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Fungsional Madya Medik Veteriner Ditjen PKH Arif Luqmanulhakim berjanji akan membantu pengadaan APD melalui bantuan tidak terduga dan juga dana alokasi khusus untuk Dinas Peternakan TTS.
"Di situ nanti diberikan sebagai sarana prasarana pelaksanaan vaksinasi ke tenaga medis dan peramedik," katanya.
Diberitakan sebelumnya, korban gigitan hewan penular rabies di TTS terus bertambah. Kini, orang yang digigit oleh hewan pembawa rabies (HPR) mencapai 139 orang.
Dianar Atti mengungkapkan korban gigitan anjing berjumlah 139 orang yang tersebar di 12 kecamatan dan 43 desa. Jumlah korban cenderung meningkat setiap harinya. Pada Sabtu, dilakukan vaksinasi rabies massal anjing-anjing di TTS.
(hsa/hsa)