Warga Desa Lakmaras, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Markus De Lima Berek mengaku sangat kecewa karena jalan tersebut dikerjakan tanpa agregat. Sehingga sejumlah titik tepatnya di Kampung Henes sudah rusak dan jebol.
"Pekerjaan pertama sangat bagus, tapi belum sampai satu tahun sudah rusak dan jebol. Kami sangat kecewa," ujarnya kepada detikBali melalui sambung telepon, Minggu (28/5/2023).
Selain itu, lanjut Markus, terdapat patahan pada sejumlah titik dan jalan terkelupas namun belum diperbaiki. "Ini kan proyek APBN jadi perawatannya harus dua tahun," imbuhnya.
Warga lainnya, Abilio Lasarus Mau mengatakan kerusakan pada jalan tersebut sudah sejak Februari 2023 hingga saat ini tak kunjung diperbaiki. Ia menilai pekerjaan jalan itu asal jadi sehingga cepat rusak.
Rusaknya jalan tersebut mengakibatkan akses warga saat membawa hasil pertanian ke pasar tradisional di Belu maupun Malaka terhambat.
"Pernah kami mau ke pasar dengan mobil pikap itu menunggu lama karena masih antrean di jalan yang rusak dan berlumpur. Saya lihat ini pekerjaannya asal jadi karenahotmix langsung di atassirtu pasir dan tidak ada agregat," jelasnya.
Untuk itu, ia mengimbau para pengguna jalan agar selalu berhati-hati saat melintasi jalan tersebut. "Kalau melintasi ini harus berhati-hati karena ada beberapa titik yang jebol itu sangat berbahaya," imbuhnya.
Pejabat Pembuat Komitmen Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (PPK BPJN) NTT Zulkfli Arif membenarkan kerusakan jalan tersebut. Ia mengatakan pekerjaannya sudah lewat masa pemeliharaan namun akan ditangani dengan paket preservasi dan longsoran.
"Secepatnya nanti kami tangani dengan paket yang ada karena itu sudah lewat masa pemeliharaan," ungkapnya.
(nor/iws)