Seorang mahasiswa asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernama Nadier menolak dievakuasi dari Kota Khartoum, Sudan. Padahal, negara tersebut sedang didera perang antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF).
Rekan Nadier, Ribut Nur Huda menjelaskan Nadier menolak dievakuasi ke Jeddah, Arab Saudi, karena sudah pernah merasakan suasana perang yang bekecamuk di Yaman pada 2022. "Benar (Nadier) tidak mau dievakuasi (ke Jeddah) karena dulu pernah dievakuasi saat perang senjata di Yaman," tutur Huda saat dihubungi detikBali melalui WhatsApp, Minggu (30/4/2023).
"Artinya (Nadier) sudah ada pengalaman lah jadi korban (perang, red) alasannya," kata mahasiswa program doktoral asal Pasuruan, Jawa Timur, itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumnus Holy Quran and Islamic Sciences University di Hadramaut Yaman ini menjelaskan selama ini dirinya memang tidak tinggal bersama Nadier. Namun demikian, ia beberapa kali bertemu dengan Nadier sebelum dievakuasi ke Pelabuhan Sudan menuju Jeddah Arab Saud pada Senin (24/4/2023). Setelah tiba di Jeddah, para WNI selanjutnya dipulangkan ke Tanah Air secara bertahap.
"Jadi memang sering bareng dengan teman-teman Lombok. Kalau saya tinggalnya di Kota Madani, di luar Kota Khartoum. Nah, kalau Nadier itu di Khartoum," kata Huda.
Huda mengungkapkan dampak perang militer di Sudan sangat mengganggu dunia pendidikan di Sudan. Kondisi itu sontak membuat para pelajar yang menempuh pendidikan di Sudan turut merasakan dampaknya.
"Perang tiba-tiba meletus tanpa diprediksi jauh-jauh hari membuat warga asing termasuk WNI yang mayoritas adalah pelajar kocar-kacir," imbuhnya.
Menurut Huda, para mahasiswa asal Indonesia di Sudan sebenarnya sangat menikmati dinamika intelektual Arab-Afrika. Meletusnya perang telah memaksa mereka angkat kaki dari negara ketiga terluas di Afrika itu.
"Perang ini bukan dramatis, tapi tragis. Kami bersyukur selamat. Saya sudah tiba di Tanah Air. Tapi bagaimana nasib pendidikan saya (di tengah kondisi) tidak menentu di Sudan?" sebutnya.
Sementara itu, Nadier belum bisa memberikan komentar terkait sikapnya yang menolak dievakuasi dari Sudan. "Nanti saya jelaskan ya, setelah semuanya aman," ujarnya singkat saat dihubungi melalui sambungan telepon.
363 WNI Sudah Tiba di Tanah Air
Dilansir dari detikNews, sebanyak 363 WNI tiba Indonesia pada tahap ketiga setelah dievakuasi dari Sudan yang kini tengah dilanda perang. Para WNI itu dibawa ke Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur.
"Pemerintah bergerak cepat untuk memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) secara bertahap dari Sudan. Hari ini (30/4), sebanyak 363 WNI telah tiba di Tanah Air menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 991," tulis Kemlu dalam keterangan resminya di laman Kemlu, Minggu (30/4/2023).
Kemlu menerangkan pada tahap sebelumnya, 385 WNI sudah tiba di Indonesia. Kini, total WNI yang sudah di Indonesia berjumlah 748 orang. WNI yang sudah tiba di Indonesia dibawa ke Asrama Haji untuk penanganan lebih lanjut. Nantinya, mereka akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
"WNI yang telah dipulangkan ke tanah air diinapkan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk penanganan lebih lanjut oleh Kementerian/Lembaga terkait, sebelum dipulangkan ke daerah asalnya," tulisnya.
(iws/efr)