Puluhan mahasiswa korban perang militer dengan tentara di Khartoum, ibu kota Sudan, berhasil dievakuasi ke Jeddah, Arab Saudi. Mereka dievakuasi lewat jalur Laut Merah dari Pelabuhan Sudan.
Humam Balya, kakak kandung mahasiswa pasca-sarjana di Kampus IUA Sudan, Danial Alya (33) asal Desa Darek, Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus berkomunikasi dengan sang adik selama proses evakuasi.
Menurut Humam, dia terakhir berkomunikasi dengan Danial pada Rabu dini hari saat Danial dalam perjalanan evakuasi dari Pelabuhan Port Sudan menuju Jeddah Arab Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi terakhir saya komunikasi, dia (Danial) sudah menuju ke Jeddah dari Sudan," ujar Umam sapaannya, Rabu (26/4/2023) siang.
Menurut Umam, informasi terakhir seluruh mahasiswa korban perang di Kota Khartoum diminta untuk tidak memberi informasi kepada siapa pun soal proses evakuasi.
"Jadi tim evakuasi di sana meminta agar proses evakuasi ini tidak diekspos dulu untuk keamanan," kata Umam.
Bahkan, lanjut Umam, proses evakuasi yang dilakukan dari tim Kementerian Luar Negeri berlangsung senyap. Hal itu dilakukannya untuk mengantisipasi serangan senjata oleh militer Paramiliter Rappid Support Forces (RSF).
"Saya diminta batasi komentar dulu karena ini operasi evakuasi berlangsung senyap," imbuhnya.
Dikutip dari detikNews, pemerintah mengevakuasi sebanyak 542 warga negara Indonesia (WNI) pada tahap pertama evakuasi dari Sudan yang dilanda perang. Ratusan WNI itu dalam perjalanan dari Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi.
"Sebanyak 542 WNI sedang dalam perjalanan dari Port Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi," tutur Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha dilansir Antara.
Judha mengemukakan Jeddah akan menjadi tempat singgah para WNI yang dievakuasi dari Sudan sebelum mereka diterbangkan ke Tanah Air.
(BIR/iws)