Golo Mori di Labuan Bajo: Dari Desa Tertinggal Jadi Venue KTT ASEAN

Round Up

Golo Mori di Labuan Bajo: Dari Desa Tertinggal Jadi Venue KTT ASEAN

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 09 Feb 2023 07:55 WIB
Desaim kawasan ekonomi khusus Tana Mori di Labuan Bajo.
Desain kawasan ekonomi khusus Tana Mori di Labuan Bajo. (Istimewa)
Manggarai Barat -

Desa Golo Mori di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang bersolek. Desa yang dahulu terisolasi dan tertinggal itu akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan venue KTT ASEAN atau Asean Summit ke-42 pada Mei mendatang.

"Sebelum ada KEK Golo Mori sangat terisolasi, bahkan dikategorikan desa tertinggal. Sekarang sudah berubah total menjadi daerah yang menjadi pusat perhatian semua orang, sudah ramai diperbincangkan menjadi daerah yang ramai dikunjungi, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ini karunia terbesar buat Golo Mori dan Manggarai Barat," tutur Kepala Desa Golo Mori Samaila belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Samaila warga hanya bisa menggunakan perahu motor ke Labuan Bajo dengan menempuh perjalanan 2,5 - 3 jam ketika Golo Mori masih terisolasi. Bahkan, terkadang warga harus bertaruh nyawa karena melewati arus laut yang deras.

Kini jarak tempuh kurang lebih setengah jam perjalanan darat. Menurutnya penetapan Golo Mori menjadi KEK dan venue Asean Summit telah membuka akses jalan raya dari Labuan Bajo.

ADVERTISEMENT

"Jujur setelah jalan dibangun, kami merasa Golo Mori baru merasakan yang namanya kemerdekaan," kata Samaila, belum lama ini.

Samaila mengatakan keindahan alam Golo Mori menjadikan kawasan itu potensial sebagai tujuan wisata. Menurutnya, Golo Mori memiliki potensi wisata seperti situs Golo Mori, bukit-bukit, pantai, hamparan sawah, dan hutan mangrove. Golo Mori juga memiliki kekayaan budaya dan sosial.

Sejumlah pantai indah di Golo Mori belakangan juga menjadi spot wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dari Labuan Bajo. "Spot pantai ada pantai pasir panjang sekitar satu kilometer, ada Pantai Nggoer, Pantai Soknar, Pantai Lajar, dan yang lainnya," jelasnya.

Sempat Dinarasikan Bernama KEK Tana Mori

Proyek KEK Golo Mori diprakarsai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT WIKA sebagai pelaksana teknisnya. KEK tersebut awalnya dinarasikan dengan nama KEK Tana Mori oleh pemerintah pusat. Namun, penamaan KEK Tana Mori mendapat penolakan dari masyarakat adat dan tokoh setempat karena Golo Mori adalah nama asli kawasan itu.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan perubahan nama menjadi Tana Mori itu bukan inisiasi atau keputusan pemerintah pusat atau ITDC yang mengelola kawasan itu. Nama Tana Mori, ungkap dia, mulanya adalah brand yang digunakan oleh pengembang (developer) di Golo Mori, sebelum diserahkan kepada ITDC.

Pemerintah desa bersama tokoh masyarakat di desa Golo Mori sudah menyampaikan soal ini ke ITDC termasuk kepada dirinya dan DPRD Kabupaten Manggarai Barat. Pemerintah pusat, kata dia, menyambut baik permintaan untuk mengembalikan nama kawasan itu menjadi Golo Mori.

"Jadi pemerintah pusat ini tidak keberatan. Mereka juga tidak mau gara-gara terkait dengan nama lalu situasi itu menjadi tidak kondusif. Mereka sangat senang masukan yang disampaikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah," kata Endi beberapa waktu lalu.

Endi mengatakan pembangunan KEK Golo Mori diprediksi tuntas pada Maret mendatang. Demikian pula akses jalan raya dari Labuan Bajo ke Golo Mori kini sudah hampir rampung.

"Maret sudah clear, semua sudah ada dan layak diselenggarakan sebuah event skala internasional. Jalan udah mau rampung," kata Endi, Selasa (7/2/2023).




(iws/BIR)

Hide Ads