Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang bersiap menyambut pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara di kawasan Asia Tenggara (KTT ASEAN) atau ASEAN Summit ke-42 pada Mei 2023.
Berbagai fasilitas dibangun menyongsong helatan tersebut. Termasuk pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori yang progresnya sudah mencapai 80 persen.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan pembangunan KEK Golo Mori diprediksi tuntas pada Maret mendatang. Demikian pula akses jalan raya dari Labuan Bajo ke Golo Mori kini sudah hampir rampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maret sudah clear, semua sudah ada dan layak diselenggarakan sebuah event skala internasional. Jalan udah mau rampung," kata Endi, Selasa (7/2/2023).
Proyek KEK Golo Mori diprakarsai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT WIKA sebagai pelaksana teknisnya. KEK tersebut awalnya dinarasikan dengan nama KEK Tana Mori oleh pemerintah pusat. Namun, penamaan KEK Tana Mori mendapat penolakan dari masyarakat adat dan tokoh setempat karena Golo Mori adalah nama asli kawasan itu.
Endi mengatakan perubahan nama menjadi Tana Mori itu bukan inisiasi atau keputusan pemerintah pusat atau ITDC yang mengelola kawasan itu. Nama Tana Mori, ungkap dia, mulanya adalah brand yang digunakan oleh pengembang (developer) di Golo Mori, sebelum diserahkan kepada ITDC.
Pemerintah desa bersama tokoh masyarakat di desa Golo Mori sudah menyampaikan soal ini ke ITDC termasuk kepada dirinya dan DPRD Kabupaten Manggarai Barat. Pemerintah pusat, kata dia, menyambut baik permintaan untuk mengembalikan nama kawasan itu menjadi Golo Mori.
"Jadi pemerintah pusat ini tidak keberatan. Mereka juga tidak mau gara-gara terkait dengan nama lalu situasi itu menjadi tidak kondusif. Mereka sangat senang masukan yang disampaikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah," kata Endi beberapa waktu lalu.
Selain KEK Golo Mori, ada sejumlah tempat di Labuan Bajo yang juga akan menjadi venue KTT ASEAN. "Definitifnya akan dirilis ibu Menlu (Menteri Luar Negeri)," kata Endi.
Menurut Endi, menjadi tempat helatan berskala internasional merupakan impian setiap pemerintah daerah. Ia pun mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo memilih Labuan Bajo sebagai venue ASEAN Summit ke-42.
"Saya kira ini menjadi impian seluruh pemerintah daerah agar tempatnya dipilih menjadi tempat diselenggarakan event berskala internasional," ujar Edi Endi.
Endi berkeyakinan terpilihnya Labuan Bajo sebagai venue KTT ASEAN akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat. Menurutnya, momen tersebut juga akan berdampak bagi keberlanjutan pembangunan dan pariwisata.
"Tentu ini menjadi harapan dan dorongan pemerintah daerah, supaya diselenggarakan di Labuan Bajo. Supaya dampak terhadap perputaran ekonomi pasca-KTT bertumbuh dan berkembang menjadi luar biasa," ujarnya.
Endi mengajak segenap komponen di Manggarai Barat memanfaatkan momen ini untuk pertumbuhan ekonomi serta kemajuan daerah tersebut.
"Masyarakat Manggarai Barat harus menjadi subjek, artinya UMKM, atraksinya harus disiapkan dengan baik," pungkasnya
(iws/gsp)