Kapal wisata di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) memilih tetap beroperasi di tengah cuaca buruk yang sedang melanda daerah tersebut. Cuaca buruk di NTT diperkirakan berlangsung hingga 12 Februari 2023.
"Masih beroperasi seperti biasa," kata Ketua Asosiasi Kapal Wisata (Askawi) Labuan Bajo Ahyar Abadi, Senin (6/2/2023).
Saat ini, menurut dia, belum ada peringatan cuaca ekstrem atau gelombang tinggi. "Masih dalam tahapan normallah, musim-musim hujan to," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tadi pagi, lanjut dia, ada dua kapal wisata yang berlayar ke Taman Nasional Komodo. Jumlah kapal berlayar memang sedikit karena saat ini musim sepi kunjungan wisatawan.
Ahyar mengatakan keputusan pembatasan atau larangan pelayaran kapal wisata ada di tangan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo. Keputusan KSOP itu, kata dia, mempertimbangkan prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sejauh ini Askawi belum menerima Surat Edaran larangan pelayaran kapal wisata dari KSOP.
"Tunggu dari KSOP kalau pelayaran dihentikan. Belum (ada Surat Edaran dari KSOP). KSOP kan dia tetap bergantung dari BMKG. Kalau BMKG dari Kupang sudah memberikan imbauan nanti akan ditindaklanjuti oleh KSOP," jelas Ahyar.
Sementara, Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Hasan Sadili tak menanggapi permintaan konfirmasi. Panggilan telepon dan pesan WhatsApp detikBali tak direspons.
Diberitakan sebelumnya, pelayaran kapal feri rute Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)-Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sebaliknya, ditutup sejak kemarin hingga hari ini, Senin (6/2/2023). Penutupan dilakukan karena cuaca ekstrem hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Manajer Usaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Feri Cabang Labuan Bajo Andri Matte mengatakan ada peringatan cuaca buruk dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Pelayaran Labuan Bajo-Sape dan Sape-Bajo ditutup sementara kemarin dan hari ini. Malam dipantau lagi cuacanya, apakah bisa berangkat subuh. Kami pantau cuaca setiap 12 jam, enam jam," kata Andri, Senin (6/2/2023).
(nor/hsa)