Curah Hujan Sangat Tinggi Hantui NTT, Waspada Banjir 6-12 Februari!

Round Up

Curah Hujan Sangat Tinggi Hantui NTT, Waspada Banjir 6-12 Februari!

Tim detikBali - detikBali
Senin, 06 Feb 2023 06:54 WIB
Sejumlah warga duduk di pinggiran sungai menyaksikan derasnya aliran air akibat jebolnya pintu air Bendungan Oesao di Desa Pukdale, Kabupaten Kupang, NTT, Minggu (5/2/2023). Jebolnya pintu air bendungan tersebut mengakibatkan 598 rumah terendam banjir dan dikhawatirkan berdampak pada gagal panen di daerah itu. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/tom.
Sejumlah warga duduk di pinggiran sungai menyaksikan derasnya aliran air akibat jebolnya pintu air Bendungan Oesao di Desa Pukdale, Kabupaten Kupang, NTT, Minggu (5/2/2023). (Foto: Antara Foto/Kornelis Kaha)
Denpasar -

Warga Nusa Tenggara Timur (NTT) diimbau waspada terhadap potensi banjir dan longsor hingga sepekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi untuk wilayah NTT terjadi pada periode 6-12 Februari 2023.

"Terutama pada tanggal 7 Februari perlu kesiapsiagaan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers pada Minggu (5/2/2023).

Dwikorita menjelaskan curah hujan yang tinggi tersebut bersamaan dengan munculnya Bibit Siklon 97S di selatan NTT. Dampak tidak langsung bibit 97S terhadap kondisi cuaca di NTT dalam 24 jam ke depan adalah hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khususnya wilayah NTT, terdapat potensi siaga dan waspada. Yang perlu diwaspadai sebagai wilayah siaga di sebagian Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya," tegasnya.

Berikutnya, wilayah yang diminta waspada antara lain, Sumba Tengah, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur, Kota Kupang, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Belu, Kupang, Timor Tengah Utara, Alor, Rote Ndao, Malaka, Flores Timur, dan Sumba.

Ia menambahkan curah hujan akan cenderung menurun seiring dengan menjauhnya bibit siklon tropis tersebut, yakni pada periode 9-12 Februari 2023 cenderung menurun. "Saat ini hingga 8 Februari 2023 di wilayah NTT terjadi peningkatan cuaca berupa hujan lebat hingga ekstrem lebih dari 50 mm per hari," sebutnya.

Banjir di Kupang Timur

Sebelumnya, hujan lebat dan meluapnya Sungai Oesao juga telah mengakibatkan banjir di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT sejak Sabtu (4/2/2023) dinihari. Berdasarkan data per Minggu (5/2/2023) siang, tercatat sebanyak 398 jiwa terdampak banjir akibat luapan Sungai Oesao itu.

"Untuk sementara 99 KK (kepala keluarga) dengan jumlah jiwanya 398 orang dan 22 orang balita. Ini dihimpun berdasarkan data dari delapan rukun tangga (RT)," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang Elfrid Saneh kepada detikBali, Minggu (5/2/2023).

Warga Naibonat Pedro do Santos menjelaskan ratusan warga yang terdampak banjir bandang telah dievakuasi oleh tim Taruna Siaga Bencana (Tagana). Mereka dipindahkan ke dapur umum untuk mendapatkan pertolongan dan penanganan.

"Teman-teman dari tim Tagana sudah membantu evakuasi warga terdampak ke lokasi dapur umum untuk pertolongan dan penanganan," jelasnya.

300 jiwa terdampak banjir di Kupang Timur. Banjir dari luapan Sungai Oesao itu terjadi pada Sabtu (4/2/2023) dini hari.Banjir akibat luapan Sungai Oesao di Kupang Timur, NTT, pada Sabtu (4/2/2023). Foto: Yufen Ernesto/detikBali

Pedro mengungkapkan banjir dengan ketinggian air sekitar 80 centimeter Sabtu sejak dinihari membuat warga setempat panik dan terpaksa meninggalkan rumah masing-masing. Banjir juga merendam tanaman pertanian warga seperti jagung, padi, pepaya, dan ubi. Akibatnya, warga terancam gagal panen.

"Syukur tidak ada korban jiwa tapi kasihan kami punya tanaman pertanian terendam banjir. Ada yang tertimbun lumpur dan material. Untuk saat ini banjir sudah surut," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang Elfrid Saneh mengatakan hujan lebat sejak Sabtu (4/2/2023) malam mengakibatkan tembok penahan tanggul Oesao jebol dan longsor di bagian tepi. Menurutnya, warga di Dusun 03, Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT dipastikan mengungsi karena jarak patahan yang jebol dengan saluran irigasi hanya sekitar 50 centimeter.

"Bantalannya patah dan yang longsor semakin tipis. Ini tidak lama lagi banjir masuk lewat saluran irigasi persawahan. Pastinya warga setempat mengungsi karena ini longsor semakin mengikis," tutur Elfrid kepada detikBali, Minggu (5/2/2023).

Elfrid mengatakan tanggul tersebut dibangun untuk mengairi persawahan warga di Kecamatan Kupang Timur. "Sudah jebol begini pasti perumahan warga, ternak, dan juga hasil pertanian pasti terendam banjir," imbuhnya.

Warga setempat Efry Nufmuni mengaku khawatir dengan jebolnya tanggul tersebut. Ia pun waswas jika longsor di tepi tanggul makin menipis.

"Kami di Dusun 03 sini pemukiman warga sangat padat, apalagi wilayah sini dataran rendah. Saya khawatir saja, banjir masuk perumahan dan pastinya kami mengungsi," pungkasnya.




(iws/BIR)

Hide Ads