Ada tiga berita di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menarik perhatian pembaca detikBali pekan ini, Minggu (22/1/2023) hingga Sabtu (28/1/2023).
Di antaranya suami Wagub NTB pimpin Perindo setelah dipecat NasDem, Kapolres Manggarai Barat aniaya anggotanya, dan KLM Tiana tenggelam di Labuan Bajo. Berikut rangkumannya.
1. Suami Wagub NTB Pimpin Perindo NTB Setelah Dipecat NasDem
Suami Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB, Muhammad Khairul Rizal resmi memimpin partai Perindo NTB. Ia bergabung dengan Perindo setelah dipecat NasDem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sah menjadi pimpinan Perindo, Rizal membeberkan sejumlah misi. Pertama, menargetkan Partai Perindo NTB bisa menduduki kursi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Kedua, akan fokus membangun mesin partai. Mulai dari tingkat kabupaten hingga ke dusun-dusun. "Saya akan menyiapkan pengurus sampai ranting. Ini tugas besar, ini agar semua dusun ada pengurus partai Perindo NTB," ujarnya.
Ketiga, Rizal bersama seluruh kader Perindo akan membuat pengurus di masing-masing dusun di seluruh kabupaten kota di NTB. Seluruh pengurus di tingkat dusun dibentuk untuk menyongsong pemenangan Perindo di NTB pada Pemilu 2024.
"Kami akan bentuk sebanyak 4.725 (pengurus) dusun di Lombok dan 1.960 (pengurus) dusun di Sumbawa," papar Rizal.
Baca juga: Misi Suami Wagub NTB di Pileg 2024 |
2. Kapolres Manggarai Barat Aniaya Anggotanya
Anggota Satuan Samapta Bhayangkara (Sat Sabhara) Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bripka Samsul Risal mengaku dianiaya hingga babak belur oleh atasannya Kapolres Manggarai Barat AKBP Felli Hermanto, Kamis (26/1/2023). Penganiayaan itu dipicu masalah keran air yang terbuka.
Risal mengaku tiga kali dihajar Kapolres hingga harus dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo. Pertama, dipukul di rahang kanan. Kedua, ditendang di dada kiri, dan terakhir dipukul di bagian mulut.
Risal mengaku jatuh tersungkur saat mendapat pukulan dari Kapolres. Risal mengaku mulut bagian kirinya bengkak, dan bagian dalamnya terluka.
Risal awalnya berniat melaporkan tindakan penganiayaan atasannya itu, namun kasus tersebut berakhir damai. Keduanya menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan dan Risal memutuskan tak membuat laporan polisi.
"Saya dan bapak Kapolres sudah saling memaafkan," ujar Risal di kediamannya, Jumat (27/1/2023).
Penyelesaian secara kekeluargaan dilakukan di Mapolres Manggarai Barat. Felli sendiri berhalangan hadir pada kesempatan itu lantaran sedang mendampingi sejumlah pejabat meninjau lokasi KTT Asean di Golo Mori, Labuan Bajo.
Namun, penyelesaian masalah dihadiri oleh pejabat Polres, seperti Kasi Propam, Kabag Ren, Kabag Sumda, dan pejabat lainnya.
3. KLM Tiana Berstatus Masih Jadi Barang Bukti
Kapal wisata KLM Tiana tenggelam di perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (21/1/2023). Kapal wisata tersebut mengangkut 13 turis dan empat kru kapal.
Insiden terjadi saat kapal berlayar dari Pulau Padar ke Pulau Komodo pada Sabtu siang sekitar pukul 13.45 Wita. Angin tiba-tiba berembus kencang, gelombang tinggi menghantam hingga membuat kapal miring dan terbalik.
Tak ada korban jiwa dalam insiden tenggelamnya kapal wisata KLM Tiana di perairan Batu Tiga, Labuan Bajo. Namun, dua turis mengalami luka-luka, termasuk satu orang asing mengalami luka berat di bagian lutut kanan. Keduanya langsung dievakuasi ke RS Siloam Labuan Bajo.
KLM Tiana rupanya dulu pernah pernah tenggelam pada 28 Juni 2022. Dua turis meninggal dunia yakni Jamiatun Widaningsih dan anaknya, Annisa Fitriani. Kasus tersebut saat ini masih ditangani oleh Polres Manggarai Barat.
Di sisi lain, KLM Tiana ternyata masih menjadi barang bukti proses hukum yang sedang berjalan hingga saat ini. Kapal itu kemudian dipinjam pakai oleh pemiliknya untuk perawatan dan perbaikan. Belakangan kapal itu justru dipakai untuk berlayar hingga terjadi insiden tenggelam tersebut.
Bram, pemilik kapal berkilah bahwa insiden tersebut bukan karena kemauannya. "Trip tidak terlaksana dengan tuntas bukan karena kemauan saya. Tapi karena kapal mengalami musibah yang menurut saya force majeure," kata Bram, Sabtu (28/1/2023).
(nor/gsp)