Menurut dia kapal wisata yang mengangkut 13 turis dan empat kru itu tenggelam karena force majuere. Kapal itu tenggelam karena dihantam gelombang dan diterjang angin kencang.
"Trip tidak terlaksana dengan tuntas bukan karena kemauan saya. Tapi karena kapal mengalami musibah yang menurut saya force majuere," kata Bram, Sabtu (28/1/2023).
Bram mengatakan aktivitas pelayaran KLM Tiana pada hari pertama di Taman Nasional Komodo berjalan lancar. Musibah itu datang pada hari kedua. "Jadi kapal mengalami musibah di hari kedua setelah melakukan kunjungan ke beberapa destinasi sejak hari pertama," ujar Bram.
Bram juga menyebut dirinya tidak mendapat komplain dari turis yang menggunakan kapal tersebut sebelum melakukan trip ke Taman Nasional Komodo. Namun, ia mengaku tamu yang memesan tiket kapal melalui travel agent Wisata Alam Mandiri sempat mengancam turun dari kapal.
Menurut Bram masalah tersebut sudah dapat diatasi karena masalahnya hanya rebutan kamar dengan tamu lainnya. "Tamu itu menolak kalau kamarnya diambil dan memilih mau turun dari kapal kalau kamarnya ditukar," ungkap Bram.
"Kami bernegosiasi dengan tamu yang mau ambil kamar yang bukan milik dia dan akhirnya semua tamu tersebut sepakat dan kapal berangkat trip," imbuhnya.
Keterangan berbeda dilontarkan oleh J, pemilik travel agent Wisata Alam Mandiri. J mengaku sempat komplain kepada Bram karena mengganti kapal tanpa sepengetahuan dirinya. Belakangan diketahui KLM Tiana pernah tenggelam tahun lalu dan menewaskan dua orang turis.
(iws/hsa)