Jumlah terbanyak balita stunting di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2022 berada di Labuan Bajo sebanyak 588 orang, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 538 orang. Beberapa daerah dengan sebaran kasus stunting tinggi adalah Wae Nakeng 401 orang, Werang 332 orang, Terang 264 orang, dan Orong 260 orang.
Setelah dua hari usaha permintaan konfirmasi, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Manggarai Barat Maria Lylya Rendeng hanya mengirimkan dokumen tentang stunting di Manggarai Barat, Jumat (16/12/2022) melalui pesan WhatsApp. Ia berhalangan untuk diwawancara di kantornya maupun melalui sambungan telpon.
Lily menyebut dokumen yang dikirimnya menjawab semua pertanyaan yang sudah diajukan kepadanya, seperti penyebab stunting di Manggarai Barat hingga kasusnya naik, dan lainnya. Hanya saja, dalam dokumen itu, faktor penyebab terjadinya peningkatan prevalensi stunting di Manggarai Barat justru menyoroti alat ukur yang digunakan Posyandu dan masalah pada aplikasi entry data termasuk human error entry datanya.
Dikonfirmasi kembali, Lily membantah alat ukur dan aplikasi menjadi penyebab stunting. "Tidak, alat ukur yang kita gunakan sudah terstandar (antropometri kit)," katanya.
Lantas apa penyebab kasus stunting di Manggarai Barat sulit dikendalikan? Lily menyebut faktor intervensi sensitif dan spesifik seperti yang tercantum dalam dokumen yang sudah dikirimnya.
Namun, dalam dokumen tersebut, intervensi (gizi) sensitif dan intervensi spesifik bukan penjelasan tentang penyebab kasus stunting di Manggarai Barat. Dua intervensi itu adalah upaya pencegahan stunting, seperti pemberian makanan tambahan balita dan ibu hamil, pemberian vitamin penambah darah, dan lainnya.
Dikonfirmasi lebih lanjut kepada Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Paulus Mami, Ia juga tak menjawab penyebab kasus stunting di daerahnya yang masih sulit dikendalikan. Ia justru membantah ada kenaikan kasus stunting tahun 2022 di Manggarai Barat.
"Untuk tahun 2022 stunting terjadi penurunan," kata Paulus Mami, Sabtu (17/12/2022).
Menurutnya, keberhasilan menurunkan kasus stunting tahun 2022 karena ada upaya Pemda, yakni Dinkes yang mempunyai data balita by name dan address (berdasarkan nama dan alamat); semua tenaga kesehatan di Puskesmas mempunyai daerah binaan; dan Dinkes mempunyai tim klaster binaan Puskesmas.
Selain itu, lanjut dia, ada pemberian makanan tambahan untuk balita, pemberian makanan untuk ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK), menggiatkan kembali pekarangan rumah oleh tim penggerak PKK, pemberian tablet tambah darah, sosialisasi libatkan berbagai kelompok masyarakat dan organisasi wanita di tingkat desa.
(iws/hsa)