Kepala Desa Wangkar Weli Rofinus Naman mengaku, jembatan yang dibuat oleh swadaya warga setempat setahun yang lalu itu memang sudah dalam kondisi tidak layak pakai. Namun, jembatan yang hanya menggunakan tiga bambu panjang itu tetap digunakan warga.
"Dua hari sebelumnya korban juga sempat lewat jembatan itu. Warga lain juga menggunakan jembatan itu," kata Rofinus, Minggu (20/11/2022).
Lebih lanjut dijelaskan, peristiwa memilukan ini terjadi ketika kedua korban menyeberangi sungai Wae Tokong melalui jembatan bambu. Nahas bagi mereka, jembatan itu tiba-tiba ambruk. Keduanya terjatuh ke sungai lalu terseret arus deras.
Korban jembatan ambruk kemarin sore itu rupanya bukan hanya Yustina dan Yohanes. Suami Yustina yang juga kakek Yohanes, Aleks Barus, juga salah satu korbannya.
Ia sempat terseret arus sungai itu, namun berhasil menyelamatkan diri. Adik Yohanes, Itran (5), juga nyaris menjadi korban. Beruntung Itran belum ikut nyebrang saat jembatan bambu itu tiba-tiba ambruk.
"Baru dua langkah mereka jalan, bagian tengah jembatan patah. Mereka semua jatuh dan terseret sungai. Yang bapak berhasil selamatkan diri," jelas Rofinus.
Pencarian korban pada hari kedua melibatkan Tim Gabungan, yang terdiri atas BPBD Kabupaten Manggarai Timur, TNI, Polri, Tim SAR dan warga di sana. Tim dari POS SAR Manggarai Barat juga dikerahkan ke sana untuk mencari korban.
"Korban belum ditemukan, sekarang lagi hujan lebat," pungkas Rofinus.
(nor/dpra)