Proses pencarian korban insiden kebakaran Kapal Motor (KM) Cantika Express 77 di Perairan Naikliu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (28/10/2022), nihil. Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Kupang, Saidar Rahmanjaya, menjelaskan, hari ini tim SAR gabungan tidak menemukan satu pun korban.
"Hari ini masih nihil. Kami gerakkan dua kapal dan telah melakukan pencarian di beberapa titik sesuai rencana operasi ternyata masih nihil," ungkapnya, kepada detikBali, Jumat malam.
Hingga saat ini, korban kapal terbakar di NTT berjumlah 19 orang. Jenazah terakhir ditemukan Kamis (27/10/2022) kemarin. Jenazah tersebut merupakan seorang anak perempuan berusia sekitar enam tahun. Hingga saat ini, pihaknya baru berusaha lantaran kondisi jasad sulit dikenali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Utuh tapi mukanya sudah tidak bisa dikenali, dan beberapa organ tubuhnya, sudah hari keempat, jadi sudah lembek dan tidak menyerupai fisiknya lagi," jelas Saidar.
Selanjutnya, tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian korban esok hari, Sabtu (29/10/2022), di sekitaran lokasi kejadian dan Pulau Batek. Namun, pihaknya belum bisa memastikan sistematis yang digunakan dalam proses pencarian korban.
"Kami belum tahu. Kami tunggu bagian rain-off dulu. Mungkin malam ini baru keluar," ujar Saidar.
Sementara penyebab kebakaran Kapal Cantika Express 77 masih belum diketahui. Saat ini masih dalam tahapan pengumpulan data oleh tim investigasi dan penyelidikan dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).
Investigator Keselamatan Pelayaran, Anggiat Pandiangan saat dikonfirmasi detikbali, mengungkapkan pihaknya telah memeriksa nakhoda Kapal Cantika Express 77 di Polda NTT, Kamis (27/10/2022) malam. Informasi yang dihimpun, penyebab kebakaran bersumber dari atas kapal.
"Sumber kebakaran masih dari atas kapal, yakni pipa kabel, radar, radio," kata Anggiat Pandiangan.
Menurutnya, tim investigator masih bekerja mengumpulkan data-data, termasuk laporan hasil docking kapal terakhir di Ambon, dan hasil pemeriksaan Kelas BKI terakhir. "Data-data yang dihimpun akan kami analisa di pusat (Jakarta)," bebernya
(irb/dpra)