34 KK di Dompu Terdampak Puting Beliung, Warga Butuh Bantuan Terpal

34 KK di Dompu Terdampak Puting Beliung, Warga Butuh Bantuan Terpal

Faruk Nickyrawi - detikBali
Sabtu, 22 Okt 2022 11:39 WIB
Potret salah satu rumah warga di Dusun Maulana Selatan, Desa Sorisakolo, Kecamatan Dompu, NTB, yang diterjang angin puting beliung.
Potret salah satu rumah warga di Dusun Maulana Selatan, Desa Sorisakolo, Kecamatan Dompu, NTB, yang diterjang angin puting beliung. (Faruk Nickyrawi/detikBali)
Dompu -

Sebanyak 34 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 66 jiwa terdampak bencana puting beliung di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah warga yang rumahnya rusak kini membutuhkan bantuan terpal.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dompu mencatat rumah warga terdampak puting beliung tersebar di 5 dusun di Desa Sorisakolo. Masing-masing Dusun Saleko Awa 1 rumah, Dusun Maulana Selatan 16 rumah, Dusun Maulana Utara 11 rumah, Dusun Sorisakolo Barat 1 rumah, dan Dusun Sorisakolo Timur 6 rumah.

"Ada sekitar 34 rumah di Desa Sorisakolo yang rusak akibat angin puting beliung, juga satu ruang kelas di SMPN 1 Dompu," kata Kalaksa BPBD Dompu, Tajudin HIR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikBali, warga terdampak puting beliung di Desa Sorisakolo mulai melakukan perbaikan atap rumah secara mandiri, terutama rumah-rumah yang mengalami rusak ringan. Beberapa di antara mereka berharap bantuan terpal dan seng untuk memperbaiki rumah yang atapnya diterjang angin.

"Yang kami butuhkan sekarang adalah terpal untuk atap rumah kami dalam sementara waktu, kalau tidak rumah kami akan basah lagi terkena hujan," kata salah seorang korban angin puting beliung M Sidik (60) saat ditemui detikBali di di Desa Sorisakolo, Kecamatan Dompu, Sabtu (22/10/2022).

M Sidik mengaku kondisinya rumahnya saat ini tak beratap akibat hantaman angin puting beliung yang terjadi pada Jumat (21/10/2022) menjelang petang kemarin. Kini M Sidik hanya menumpang pada rumah saudara untuk sementara waktu sambil menunggu perbaikan atap rumah.

"Tidak ada atap sekarang, kayu-kayu penyangga atap juga terbawa bersama seng. Barang-barang semuanya basah termasuk TV dan pakaian. Untuk Sementara tidur di rumah saudara," ungkapnya.

Sidik mengungkapkan, detik-detik sebelum terjadinya bencana dirinya sedang berteduh bersama istrinya di dalam rumah. Saat itu angin kencang yang disertai hujan deras dan petir tiba-tiba melanda hingga mengakibatkan atap rumahnya dan rumah warga lainnya terbang dibawa angin.

"Saat kejadian saya sedang berada di rumah berdua dengan istri. Kami langsung lari keluar dari rumah dan basah," tuturnya.




(iws/hsa)

Hide Ads