.webp)
Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu yang diduga memulangkan pasien secara paksa ternyata meninggalkan tugas tanpa izin. Pihak RSUD Dompu pun akan memberi sanksi indisipliner terhadap dokter tersebut.
"Saya sudah tanya pada pegawai dan asistennya dia tanpa izin dan dia pulang ke daerahnya ada urusan keluarga. Kalau memang tidak ada izin, tidak masuk kerja, nanti bisa kena indisipliner. Nanti kami kasih peringatan," kata Direktur RSUD Dompu, dr Dias Indarko, Jumat (7/10/2022).
dr Dias mengungkapkan, pihaknya bakal memanggil dokter spesialis saraf itu untuk dimintai klarifikasi terkait aduan seorang pasien yang mengaku dipulangkan paksa saat masih memerlukan perawatan. Hanya saja, pemanggilan itu belum bisa dilakukan lantaran dokter yang bersangkutan masih berada di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokternya belum dipanggil karena memang sedang berada di Bali dan tanpa izin," kata dokter Dias.
Dias menegaskan pihak RSUD Dompu selalu berpedoman pada standar operasional prosedur (SOP) saat memberi pelayanan terhadap pasien. Menurutnya, pemulangan pasien bisa dilakukan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh dokter. Hal itu juga sesuai dengan etika seorang dokter.
Oleh karena itu, dokter yang diduga tidak memenuhi SOP pelayanan pasien akan dimintai keterangan oleh komite etik. "Soal etika, kami di sini komite etika (medis) menangani dokter-dokter yang bermasalah secara etis dalam melayani pasien," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, keluarga seorang pasien di RSUD Dompu mengaku sakit hati terhadap salah satu dokter spesialis di rumah sakit tersebut. Pasien bernama Sumiati (43) itu merasa dipulangkan secara paksa oleh sang dokter, padahal masih perlu mendapat perawatan pada Senin (3/10/2022) lalu.
Tak terima, suami pasien Sumiati bernama Dedi Arsik memilih mengadukan dokter tersebut kepada Direktur RSUD Dompu. "Kejadian tersebut saya laporkan ke Kasi Humas RSUD untuk disampaikan ke direktur. Istri masih sakit di rumah sekarang," kata Dedi Arsik.
(iws/nor)
