Gubernur NTB Akui Punya Kuda di Arena Pacuan Kuda Sumbawa

Gubernur NTB Akui Punya Kuda di Arena Pacuan Kuda Sumbawa

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 30 Agu 2022 18:59 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah. Foto: Istimewa
Mataram -

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengakui dirinya memiliki kuda di arena pacuan kuda di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), tepat di daerah kelahirannya. Menurut Zul, kuda tersebut sudah besar dan tidak ditunggangi joki cilik.

"Kudanya tepatnya berapa pak? Ya ada. Itu James Bond (nama kuda), itu tidak mungkin ditunggangi joki kecil, karena kudanya sudah besar," kata Zul kepada detikBali, Selasa (30/8/2022).

Waktu kuda itu masih kecil, Zul tidak menampik kudanya pernah ditunggangi joki cilik di pacuan kuda Pulau Sumbawa, NTB. "Waktu dia kecil iya jokinya kecil. Sekarang sudah besar, tidak mungkin ditunggangi joki kecil," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zul mengatakan, perubahan penggunaan joki cilik di arena pacuan kuda Sumbawa akan membutuhkan waktu lama. Namun menurutnya, perubahan secara langsung mengikuti postur kuda yang digunakan.

"Kalau kudanya mulai besar, enggak mungkin joki kecil. Apalagi kalau ditetapkan standar nasional. Standar nasional itu tidak ada joki cilik," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, kuda-kuda di arena pacuan Sumbawa memang kuda yang relatif memiliki tubuh kecil. Sehingga tidak mungkin ditunggangi orang dewasa.

"Jadi jokinya memang harus kecil. Tinggal sekarang masalah eksploitasi anak yang mungkin terjadi. Orang kan bayangkan kuda besar seperti di Jakarta, ini kan kudanya kecil-kecil. Iya gitu ya," katanya.

Sejauh ini SOP yang diterapkan di arena pacuan kuda sudah memiliki regulasi yang bisa memberikan rasa aman kepada para joki, seperti sepatu, helm, dan alat pelindung lainnya.

"Masalahnya kedisiplinan orang tua. Memang kadang-kadang orang tua ini relatif pendidikan tidak tinggi. Ada kebanggaan-kebanggaan yang masih keliru ya, karana merayakan pacuan kuda itu bukan gagah-gagahan kemudian buang helm gitu," lanjutnya.

Pada dasarnya, seluruh joki di arena pacuan kuda wajib menggunakan helm yang telah disiapkan panitia, sehingga penerapan keamanan menjadi relatif bagus. "Cuma kadang-kadang ada joki yang bagus itu diperebutkan oleh banyak kuda. Jadi belum sempat dia ganti kostum, ditunggu oleh kuda lain. Inilah yang belum sempat diatur panitia," jelasnya.

Tanggapan soal Judi di Pacuan Kuda

Menanggapi adanya dugaan perjudian di arena pacuan kuda, Gubernur NTB menganggap dugaan tersebut sudah biasa terjadi. "Kalau disebut judi mungkin enggak ya, ini seperti taruhan. Taruhan itu di semua tempat ada. Kadang-kadang tidak niat judi, kadang-kadang asyik saja gitu," kata Zul.

Ia juga tidak menampik di semua arena pacuan kuda terdapat kebiasaan warga yang bertaruh karena melihat kuda yang disenangi berlari kencang di arena pacuan. "Di mana-mana ada. Senang aja. Jadi kalau itu disebut judi. Faktanya memang ada yang taruhan," katanya.

Zul bahkan mengaku, jika tidak bertaruh di arena pacuan kuda, rasanya tidak asyik atau tidak seru menonton pacuan kuda. "Kadang-kadang kalau tidak bertaruh tidak asyik juga. Waktu kecil itu taruhan tidak dalam bentuk uang saja kan," pungkas Zul.




(irb/irb)

Hide Ads