Fadyla, Pelajar Berprestasi yang Tak Diterima Masuk SMAN 1 Dompu

Fadyla, Pelajar Berprestasi yang Tak Diterima Masuk SMAN 1 Dompu

Faruk Nickyrawi - detikBali
Rabu, 13 Jul 2022 18:35 WIB
Calon siswa Restu Fadilah dan kakaknya saat ditemui di rumahnya di Lingkungan Doro Toi Kelurahan Doro Tangga, Kecamatan Dompu, NTB, Rabu (13/7/2022).
Calon siswa Restu Fadyla dan kakaknya saat ditemui di rumahnya di Lingkungan Doro To'i Kelurahan Doro Tangga, Kecamatan Dompu, NTB, Rabu (13/7/2022). Foto: Faruk Nickyrawi
Dompu -

Restu Fadyla (16), calon siswa yang ditolak masuk SMA Negeri 1 Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan pelajar yang meraih beasiswa prestasi waktu duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Fadyla merupakan alumni SMP Negeri 1 Dompu, sekolah favorit yang ada di wilayah itu. Niatnya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah favorit harus pupus, setelah dinyatakan tidak lolos oleh panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB).

"Dapat beasiswa prestasi di sekolah mulai kelas 1 hingga kelas 3 SMP. Ada sertifikat juga yang diberikan sekolah," kata Fadyla pada detikBali, sambil menunjukkannya, Rabu (13/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memiliki sertifikat atau piagam penghargaan sebagai siswa berprestasi dari sekolah karena sering meraih juara kelas, Fadyla mengira langkahnya masuk SMAN 1 Dompu akan mudah. Rupanya, fakta tidak sesuai dengan harapan.

"Padahal piagam ini juga dilampirkan waktu mendaftar online pada tanggal 4 Juli lalu," tutur Fadyla.

Fadyla mengaku mengetahui dirinya ditolak masuk atau tidak lolos menjadi siswa di SMAN 1 Dompu pada Minggu (10/7/2022) malam. Dia bersama kakaknya sempat bertanya kepada panitia PPDB alasan tidak lolos padahal sudah mendaftar melalui jalur zonasi.

Namun, mereka hanya mendapatkan keterangan bahwa panitia pernah menghubunginya untuk melakukan verifikasi bahan setelah mendaftar online, hanya saja nomor handphone Fadyla dikatakan tidak bisa dihubungi panitia.

"Mereka bilang telah menghubungi nomor handphone saya, tapi dibilang tidak aktif. Padahal nomor ini yang saya pakai setiap hari," ujarnya.

Fadyla merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, ia mulai tinggal di Dompu pada tahun 2010. Fadyla lahir di Madium, Jawa Timur pada tahun 2006, ia harus ikut orangtuanya yang merantau dan berprofesi sebagai penjual es keliling. Ia pun menempuh pendidikan di Dompu dari TK hingga SMP.

Meski berasal dari Pulau Jawa, Fadyla bersama orangtuanya dan keluarga telah memiliki Kartu Keluarga dengan domisili di Kelurahan Doro Tangga, Kecamatan Dompu, sejak tahun 2015 lalu.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Dompu Muhammad Iksan, yang hendak ditemui, ternyata tidak ada di sekolah. Panitia PPDB pun enggan memberikan komentar terkait persoalan ini.




(irb/irb)

Hide Ads