PMK di Lombok Tembus 38.790 Kasus, 157 Sapi Dipotong Paksa

PMK di Lombok Tembus 38.790 Kasus, 157 Sapi Dipotong Paksa

Ahmad Viqi - detikBali
Rabu, 22 Jun 2022 13:58 WIB
Warga obati sapi yang terpapar penyakit kuku dan mulut (PMK) secara mandiri di Lombok Tengah, NTB.
Warga obati sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) secara mandiri di Lombok Tengah, NTB. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Mendekati Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 9 Juli 2022, kasus penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak sapi terus meluas. Lima kabupaten/kota di Pulau Lombok bahkan tembus puluhan ribu kasus PMK. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kasus PMK di Pulau Lombok telah mencapai 38.790 kasus. Bahkan, sekitar 157 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak.

"Kami masih menunggu vaksin PMK yang didatangkan dari Prancis melalui pemerintah pusat. Kan sudah ada 800 ribu yang tiba di pusat. Harapan kita dapat 250 ribu dosis sesuai dengan jumlah populasi (ternak)," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, drh. Muslih, Rabu (22/6/2022).

Muslih menjelaskan, satu ekor sapi yang terpapar PMK akan diberikan satu dosis vaksin. Selain itu, pihak dinas juga meminta agar peternak bisa mengobati hewan ternak secara mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kadang-kadang kan dari pakaian petugas itu yang membawa virus ini. Karena virus ini kan penularannya secara mekanis," terang Muslih.

Saat ini, jumlah tenaga medis di Lombok telah ditambah menjadi 68 orang untuk melakukan pengobatan PMK. Sedangkan, untuk jumlah petugas paramedis berjumlah 120 orang.

"Kami juga minta dokter hewan di pihak karantina untuk melakukan pengobatan," kata Muslih.

Salah satu peternak sapi di Desa Batujai Kecamatan Praya Barat Daya Muhammad mengatakan pihaknya telah melakukan pengobatan secara mandiri untuk dua ekor sapi miliknya yang terpapar PMK. Proses penyuntikan dilakukan oleh petugas hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Tengah dengan membayar secara sukarela.

"Jadi obatnya kita pakai antibiotik, sekali suntik itu biayanya sekitar Rp 25 ribu. Jadi alhamdulillah sapi agak membaik," kata Muhammad kepada detikBali.

Salah satu petugas penyuntikan hewan ternak dari Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Wiraje mengaku melakukan penyuntikan sapi mulai dari Kecamatan Praya, Praya Barat Daya hingga Kecamatan Pujut dan Praya Barat.

"Jadi kita berikan antibiotik saja. Kita juga oleskan lukanya dengan antibiotic tadi agar sapinya tidak semakin demam," kata Wiraje.

Wiraje juga mengaku selain penyuntikan antibiotika untuk sapi yang terpapar PMK, dia juga kerap memberikan vitamin khusus untuk sapi milik warga yang terpapar PMK.

"Kebetulan vitaminnya itu sudah habis. Ini hitung-hitung untuk menolong peternak. Kalau dihitung biaya itu sudah sangat murah," pungkas Wiraje.

Diketahui jumlah populasi ternak di lima kabupaten/kota di Pulau Lombok seperti sapi, kambing, kerbau hingga babi sebanyak 950.551 ekor. Adapun untuk sapi yang terpapar PMK tembus 38.790 dengan jumlah masih sakit sebanyak 18.395 ekor. Sementara jumlah total sapi terpapar PMK yang sembuh capai 20.191 ekor, potong paksa 157 ekor, dan 47 ekor sapi mati.




(iws/iws)

Hide Ads