detikBali
Denpasar

Makanan Rebus-Kukusan Jadi Tren, Mudah Ditemui di Lapangan Renon

Terpopuler Koleksi Pilihan
Denpasar

Makanan Rebus-Kukusan Jadi Tren, Mudah Ditemui di Lapangan Renon


Hani Sofia Muthmainnah - detikBali

Lingga (57), salah satu penjual makanan kukusan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. (Hani Sofia Muthmainnah/detikBali)
Foto: Lingga (57), salah satu penjual makanan kukusan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. (Hani Sofia Muthmainnah/detikBali)
Denpasar -

Kukusan dan rebus-rebusan kini menjadi makanan tren di tengah masyarakat karena dinilai lebih sehat. Banyak pedagang yang menjual makanan ini di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar.

Pemilihan tempat yang lebih dikenal sebagai Lapangan Renon itu untuk menjual makanan rebus dan kukus-kukusan bukan tanpa alasan. Area ini memang setiap hari dimanfaatkan masyarakat yang menggandrungi hidup sehat untuk berolahraga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penjual makanan kukusan di Lapangan Renon adalah Lingga (57). Lingga telah berjualan di Lapangan Renon sejak 2002.

Lingga awalnya bukanlah penjual rebus-rebusan atau kukusan, tetapi menjajakan makanan lumpia. Lingga baru menjual kukusan setelah lumpia dirasa tak terlalu laku.

ADVERTISEMENT

"Sekarang agak rumit jualan lumpia kalau tidak keliling tidak dapat jualan," ujar Lingga kepada detikBali, Minggu (30/11/2025).

Makanan kukusan yang dijual Lingga cukup beragam, mulai dari pisang kukus, singkong kukus, kacang kukus hingga macam buah-buahan. Namun, saat ditemui detikBali, Lingga tak membawa banyak jenis dagangan karena masih suasana Kuningan.

"Karena ini suasana hari raya kan belum ada dagang. Kalau sudah normal saya lengkap jual, ada pisang, ada ubi, ada nanas, ada melon," ujar Lingga.

Selain variasi dagangan yang beragam, Lingga menegaskan, penting bagi setiap pedagang menjaga kualitas dan kebersihan. Lingga memproduksi dagangan dua kali sehari untuk memastikan dagangannya tetap segar dan layak konsumsi.

"Pagi saya mulai masak pukul 07.00 berjualannya pukul 09.00. Sore hari jualan di lapangan Renon pukul 15.30," ujar Lingga.

Meski kukusan erat dengan pandangan makanan orang tua, pembeli dagangan Lingga berasal dari berbagai kalangan, mulai anak-anak, remaja hingga dewasa.

Lingga membutuhkan modal sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu dalam sekali produksi. Keuntungannya dari berjualan kukusan antara Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu. Keuntungan bisa naik turun seiring perubahan harga bahan baku.

"Harga bahan pangan naik turun, jadi cukup berpengaruh ke modal dan keuntungan," ungkap Lingga.




(iws/iws)











Hide Ads
LIVE