Pasar Aby Cinta, Lokasi Kulineran di Pinggir Sawah Lombok Tengah

Pasar Aby Cinta, Lokasi Kulineran di Pinggir Sawah Lombok Tengah

I Wayan Sui Suadnyana, Edi Suryansyah - detikBali
Minggu, 30 Jun 2024 18:00 WIB
Suasana di Pasar Kuliner Aby Cinta, Dusun Kembang Kerang, Desa Aik Darek, Lombok Tengah, NTB. (Edi Suryansyah/detikBali)
Foto: Suasana di Pasar Kuliner Aby Cinta, Dusun Kembang Kerang, Desa Aik Darek, Lombok Tengah, NTB. (Edi Suryansyah/detikBali)
Lombok Tengah -

Pasar Kuliner Aby Cinta di Dusun Kembang Kerang, Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), tengah diminati kawula muda. Pasar itu menjadi tempat berburu kuliner sembari menikmati hamparan sawah.

Lokasi Pasar Kuliner Abi Cinta memang berada di pinggir jalan yang berlatar belakang hamparan sawah. Pasar ini dapat dijangkau hanya dengan 15 menit dari Kota Praya dan 20 menit dari Kota Mataram.

"Alhamdulillah pasar ini belakangan mulai ramai. Mereka rata-rata orang sekitar sini (Batukliang) yang membeli sarapan," kata tokoh pemuda Desa Aik Darek, Bambang Supratomo, Minggu (23/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada berbagai jenis makanan yang dijual di Pasar Kuliner Aby Cinta. Salah satunya pencok atau makanan seperti opor telur dicampur lontong. Kemudian ada kuliner lain seperti urap, sambal belut, pecel, pelecing, dan banyak jajanan tradisional.

Bambang menuturkan wisata kuliner di pinggir sawah ini digagas para remaja masjid Al Mujahidin Kembang Kerang. Tujuannya, untuk memberikan ruang kepada ibu-ibu di kampung agar dapat berjualan.

ADVERTISEMENT

Menurut Bambang, pemuda masjid di sana bukan hanya melakukan kegiatan soal keagamaan saja. Namun, mereka juga mempunyai spirit untuk berkontribusi menghidupkan perekonomian masyarakat dengan menggerakkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pasar kuliner Aby Cinta dibuka pada 4 Februari 2024. Pengelola pasar sengaja mendesain tempat ini dengan nuansa alam. Hamparan persawahan yang hijau dengan tanaman padi milik petani setempat menjadi alternatif untuk melepas penat.

"Ini baru berjalan sekitar empat bulan. Ternyata inisiatif ini tidak sia-sia. Respons masyarakat ternyata hidup dengan kegiatan ini dan (Pasar Kuliner Aby Cinta) ini sangat berdampak bagi ekonomi masyarakat," ujarnya.

Pasar ini hanya dibuka pada Minggu saja, tepat saat warga melakukan lari pagi atau car free day (CFD). Terkadang, para pedagang juga tak jarang berjualan hingga sore. Mengingat, banyaknya anak muda nongkrong di pinggir sawah untuk menikmati sunset.

Suasana di Pasar Kuliner Aby Cinta, Dusun Kembang Kerang, Desa Aik Darek, Lombok Tengah, NTB. (Edi Suryansyah/detikBali)Foto: Suasana di Pasar Kuliner Aby Cinta, Dusun Kembang Kerang, Desa Aik Darek, Lombok Tengah, NTB. (Edi Suryansyah/detikBali)

Bambang mengatakan Pasar Kuliner Aby Cinta ramai dikunjungi karena mampu menawarkan sejumlah keunikan yang jarang ditemukan di tempat lain. Nama pasar ini juga terbilang cukup unik. Nama Aby Cinta ini diambil dari sapaan akrab mendiang Ketua Karang Taruna Desa Aik Darek, yakni Islahudin.

"Sangat jarang ya sekarang tempat-tempat seperti ini. Itulah yang menjadi keunikan yang ditawarkan di pasar ini," ungkapnya.

Pasar kuliner ini sebelumnya bernama "Mikir Free Day Damai Kampungku". Namun, nama pasar kuliner itu berubah setelah seminggu dibuka. Para pengelola pun sangat menerima usulan tersebut untuk mengenang pengabdian almarhum selama memperjuangkan pasar kuliner tersebut.

"Karena sosok almarhum banyak berkontribusi dalam perencanaan pasar dan suksesnya. Ini juga berdampak sampai hari ini, maka dari itu kami merubah nama pasar tersebut menjadi Pasar Kuliner Aby Cinta," jelas Bambang.

Retribusi Masuk Kas Remaja Masjid
Para pedagang yang berjualan kuliner di pasar dikenakan retribusi. Uang retribusi yang ditarik dari para pedagang dimasukkan ke kas remaja masjid Al Mujahidin Kembang Kerang.

Remaja masjid tidak mematok tarif retribusi dari para pedagang. Pengelola hanya menarik seikhlasnya dari 46 pedagang yang berjualan di sana. "Biar Ibu-ibu ini tidak merasa dibebani," katanya.

Bambang menuturkan, meski ramai dikunjungi masyarakat, keberadaan pasar itu bukan tanpa kendala. Para pedagang kerap mengeluhkan soal lapak. Sebab, mereka hanya memanfaatkan lapak yang terbuat dari rakitan bambu yang diatapi terpal.

"Tapi itu tidak semua pedagang yang punya atap. Ada juga yang tidak punya dia pakai meja bisa. Kalau hujan nggak jualan jadinya," ungkapnya.

Oleh karena itu, Bambang berharap kepada pemerintah setempat untuk men-support pedagang dalam bentuk lapak. Ia melihat pasar ini akan menjadi objek wisata kuliner di wilayah utara Lombok Tengah.

"Makanya kami berharap pemerintah daerah harus dukung kegiatan seperti ini. Karena sangat berdampak bagi masyarakat," katanya.




(hsa/hsa)

Hide Ads