Ada yang unik dari bentuk nastar buatan House of Kiseki di Kota Denpasar, Bali. Berbeda dari nastar pada umumnya, nastar di sini berbentuk gepeng. Nastar gepeng julukannya, pertama kali diproduksi pada 2017.
"Awalnya saya mikir oleh-oleh apa yang belum ada. Saya memang suka membuat sesuatu yang beda dan aneh-aneh. Jadilah nastar gepeng ini. Dulu malah saya pernah buat nastar lemon," ucap Pemilik Nastar Gepeng Bali House of Kiseki Ekawati (39), Minggu (26/3/2023).
Nastar gepeng ini memiliki empat varian rasa, di antaranya original, belgian chocorum, keju, dan premium wijsman. Nastar gepeng per boks dengan isian sembilan pcs dijual Rp 67 ribu-Rp 90 ribu. Selain nastar gepeng, eka juga menjual kue tart, puding, hingga pai kacang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka mengaku awalnya mengeluarkan modal Rp 500 ribu untuk membuka bisnis di Jalan Kresek Gang Ikan Tongkol II No.19 A Denpasar. Saat ini, Eka bisa meraup omzet sekitar Rp 50 juta per bulan, bahkan saat ramai pesanan mencapai Rp 100 juta.
Ia menceritakan menerima banyak komentar pada saat awal membuka bisnis nastar gepeng, mulai dari bentuknya yang unik hingga dari segi rasa. Ia pun harus mencari cara hingga menemukan formula yang pas untuk nastarnya.
"Kalau nastar bulet kan rasanya lumer, tapi kalau ini tidak terlalu lumer agar tidak hancur ketika pengiriman. Sekarang kami sudah menemukan formula yang benar-benar pas sehingga ketika dikirim tidak hancur dan dimakan pun tidak keras," akunya.
Di sisi lain, nastar gepeng House of Kiseki sudah merambah pasar internasional, seperti Australia, Hongkong, dan Korea. Eka mengatakan target pasarnya memang turis asing dan domestik. Penggemar nastar gepeng kebanyakan dari Jakarta, Surabaya, Batam, Makassar, dan Bandung.
House of Kiseki telah menjual nastar gepeng di lima titik pusat oleh-oleh di Bali. "Pada Desember lalu, penjualan keseluruhan sekitar 1.800 boks. Kalau rata-rata penjualan per bulan sekitar seribuan boks," tuturnya.
(irb/efr)