Asal Usul 'Bubur Arab' Kajanan Khas Masjid Agung Jamik Singaraja

Asal Usul 'Bubur Arab' Kajanan Khas Masjid Agung Jamik Singaraja

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Sabtu, 16 Apr 2022 05:00 WIB
Pengurus Takmir Masjid Agung Jamik Singaraja saat menyiapkan bubur Kajanan menu khas buka puasa selama ramadan
Pengurus Masjid Agung Jamik Singaraja saat menyiapkan bubur Kajanan menjelang buka puasa. (Foto: Made Wijaya Kusuma)
Buleleng -

Suasana sore menjelang buka puasa Masjid Agung Jamik Singaraja telah dipadati oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam takmir Masjid Agung Jamik Singaraja.

Mereka tampak sibuk menyiapkan hidangan berbuka puasa, Kamis (14/4/2022) sore sekitar pukul 17.30 WITA.

Ternyata mereka sedang menyiapkan bubur kajanan, menu legendaris buka puasa khas di masjid ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bubur kajanan sendiri merupakan menu khas yang dibuat di Masjid Agung Jamik Singaraja setiap bulan Ramadhan saja.

Lalu apa uniknya bubur ini dengan bubur lainnya?

ADVERTISEMENT

Bubur Kajanana merupakan bubur beras yang dibuat dari perpaduan bumbu Bali (basa genep) dan bumbu Arab ini dulunya dikenal dengan sebutan bubur Arab.

Namun belakangan hidangan berbuka ini dirubah namanya menjadi bubur kajanan sesuai dengan lokasi keberadaan Masjid Agung Jamik Singaraja, yakni di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.

"Yang buat orang kajanan akhirnya jadi bubur khas kajanan, yang ada setahun sekali setiap Ramadhan" Ujar salah satu pengurus Takmir Masjid Agung Jamik Singaraja Nur Muhamar kepada detikbali beberapa waktu lalu.

Setiap tahun kata Amar_sapaan Nur Muhamar, Masjid Agung Jamik Singaraja selalu menyediakan menu berbuka puasa bagi masyarakat sekitar Buleleng.

Bukan hanya umat muslim saja yang datang, akan tetapi juga bagi masyarakat umum yang ingin mencicipi menu khas buka puasa ini juga dipersilahkan.

Bahkan, setiap harinya, pengurus Takmir Masjid Agung Jamik Singaraja menyiapkan sekitar 10 kg bubur kajanan untuk masyarakat yang berbuka puasa tepatnya sekitar 300 porsi bubur kajanan.

"Dari kalangan Singaraja semua, dari kampung-kampung yang lain juga, untuk umum sih sebenarnya untuk saudara-saudara non-muslim juga bisa mencicipi, tapi khususnya untuk yang buka puasa" kata Amar

Amar menceritakan, asal usul bubur kajanan ini dulunya terinspirasi dari masyarakat Arab yang tinggal di kampung kajanan.

Namun sempat vakum beberapa tahun, yang akhirnya dibuat kembali dari tahun 2020 saat bulan Ramadhan, hingga akhirnya diteruskan sampai saat ini.
Selain menu bubur kajanan, pihak Takmir Masjid Agung Jamik juga menyediakan es buah yang dinamakan es cinta oleh mereka.

"Awalnya itu terinspirasi dari orang arab yang tinggal di kampung kajanan, membuat bubur khas kajanan jadi kita cuma melanjutkan saja yang dari dulu" tukas Amar.




(dpra/dpra)

Hide Ads