Rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Esco Faska Rely di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, berujung ricuh. Keluarga Esco tidak terima lantaran peran tersangka Briptu Rizka Sintiyani diperagakan pemeran pengganti.
Pantauan detikBali di lokasi, beberapa perwakilan keluarga bahkan berteriak hingga mengancam akan merobohkan tempat kejadian perkara (TKP). Diketahui, lokasi tersebut merupakan kediaman tersangka Briptu Rizka.
"Kok bisa diganti? Manusia laknat!" teriak salah seorang perempuan perwakilan keluarga Esco saat proses rekonstruksi, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Esco juga menyesalkan rekonstruksi versi alibi tersangka dilaksanakan dengan durasi yang lama. Mereka yang datang dari Lombok Tengah sejak pukul 07.00 Wita tak kunjung mendapat kejelasan terkait adegan tersangka saat pembunuhan Esco.
Salah seorang perempuan yang juga keluarga Esco bahkan tak kuasa menahan tangis saat kericuhan tersebut pecah. Ia kemudian dituntun seorang pria agar menjauh dari lokasi kericuhan itu.
![]() |
Tolak Peragakan Rekonstruksi Versi Penyidik
Sebelumnya, Briptu Rizka menolak memperagakan rekonstruksi versi penyidik. Istri Esco tersebut beralasan tidak mengetahui apa-apa dalam kasus tersebut. Hingga kini, Rizka berkukuh bukan pembunuh suaminya.
"Tersangka Rizka tadi menolak rekonstruksi versi penyidik khusus di tempat lokasi penemuan jenazah," ujar kuasa hukum keluarga Esco, Lalu Anton Heriawan, di lokasi rekonstruksi, Senin.
Anton mengatakan gelar rekonstruksi versi alibi tersangka sebagian besar dilakukan di dalam rumahnya. Ada puluhan adegan yang diperagakan dan menghadirkan 40 saksi.
Adapun, rekonstruksi itu berlatar 19 Agustus 2025 atau enam hari sebelum mayat Esco ditemukan. Rekonstruksi menggambarkan alibi Rizka yang tetap kukuh tidak bersalah.
Rizka mengaku pada saat itu sempat mencari Esco ke Polsek Sekotong. Lantaran tak menemui suaminya tersebut, Rizka lantas pulang ke rumahnya.
Sebagaimana diketahui, Brigadir Esco ditemukan tewas mengenaskan di kebun belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada 24 Agustus 2025. Jenazah Esco pertama kali ditemukan oleh mertuanya, Amaq Siun.
Kondisi jasad Brigadir Esco kala itu sudah membusuk, tubuh menghitam, dan wajah yang telah rusak. Selain itu, leher Brigadir Esco ditemukan terikat tali di bawah pohon.
Berdasarkan kondisi tersebut, Brigadir Esco semula diduga tewas akibat gantung diri. Namun, hasil autopsi menunjukkan Brigadir Esco diduga sempat dianiaya sebelum akhirnya meregang nyawa.
Simak Video "Video: Misteri Sosok Pria dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Sidrap"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)