Tersangka Radiet Adiansyah (19) menolak peragakan adegan pembunuhan dari versi penyidik terhadap teman kampusnya di Universitas Mataram (Unram), Ni Made Vaniradya. Rekonstruksi kasus tewasnya Vaniradya digelar di Pantai Nipah, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Kamis (25/9/2025).
Kepala Satuan (Kasat) Reksrim Polres Lombok Utara, AKP Punguan Hutahean, mengungkapkan bahwa Radiet hanya melaksanakan rekonstruksi versi dirinya sendiri sedangkan dari versi penyidikan diganti dengan pemeran pengganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saat dilaksanakan rekonstruksi (tertutup), kami menggunakan pemeran pengganti karena tersangka tidak berkenan melaksanakan rekonstruksi dari fakta penyidikan," bebernya, Kamis (25/9/2025).
Namun, Punguan tidak menjelaskan apa yang menjadi sebab Radiet menolak perannya dalam rekonstruksi itu.
Pantauan detikBali di lapangan, seusai melaksanakan rekonstruksi versinya sendiri, Radiet dikembalikan ke Rumah Tahanan (Rutan) Polres Lombok Utara. Namun saat balik, Radiet diarahkan melewati jalan pintas di dekat tempat kejadian perkara (TKP) tanpa melewati area parkiran Pantai Nipah 2 tempat warga berkumpul.
Sebelumnya, rekonstruksi pembunuhan Vaniradya menampilkan dua versi berbeda. Punguan Hutahean mengatakan bahwa rekonstruksi pertama digelar berdasarkan alibi tersangka Radiet Adiansyah, sedangkan satu lainnya dari penyidik Polres Lombok Utara. Dua versi tersebut memiliki perbedaan signifikan.
"Kita melaksanakan itu karena berbeda jauh. Jadi, ada perbedaan yang cukup siginifikan," ungkapnya.
Secara garis besar rekonstruksi dibagi menjadi tiga klaster, diantaranya kedatangan, peristiwa hingga penemuan oleh saksi. Adegan dimulai sekitar 09.32 Wita, dari parkiran Pantai Nipah 2 berlanjut ke lokasi kejadian di ujung pantai sebelah utara yang dipenuhi bebatuan.
Tersangka tetap konsisten dengan pernyataan awal. Saat memperagakan adegan versinya, Radiet mengaku didatangi dua orang yang membawa bambu kemudian mencoba membegalnya dengan korban.
Sesaat kemudian dua orang tersebut memukulnya hingga tak sadarkan diri di dekat korban Vaniradya. Namun, ia tak mampu menjelaskan kenapa posisinya berpindah saat ditemukan dengan alasan pingsan.
Sementara, versi penyidikan dilakukan secara tertutup karena pihak kepolisian mengatakan ada adegan yang sensitif. Dalam adegan itu pihak polisi menghadirkan tim Inafis serta dokter forensik untuk menjawab asal muasal luka yang diterima Radiet yang diduga akibat perlawanan hebat korban.
"Cukup banyak (adegan versi penyidik). Itu tertutup karena ada adegan kekerasan, asusila," jelas Punguan.
(hsa/hsa)