Menanti Titik Terang Kasus Kematian Brigadir Esco

Menanti Titik Terang Kasus Kematian Brigadir Esco

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 04 Sep 2025 09:17 WIB
Perwakilan keluarga Brigadir Esco Faska Rely, intelijen Polsek Sekotong, saat ditemui di Masjid Polres Lombok Barat. (M Zahiruddin/detikBali)
Perwakilan keluarga Brigadir Esco Faska Rely, intelijen Polsek Sekotong, saat ditemui di Masjid Polres Lombok Barat. (M Zahiruddin/detikBali)
Mataram -

Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely tak kunjung menemukan titik terang. Keluarga pun mempertanyakan perkembangan kasus kematian anggota intel Polsek Sekotong itu. Mereka menggeruduk Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan meminta kejelasan kasus kematian Brigadir Esco.

"Kami diberikan surat terkait perkembangan hasil penyidikan. Kepada mereka (penyidik) kami menanyakan kejelasan, karena menurut kami ini sangat lama dan lamban," kata kakek Brigadir Esco, Supardi, di Mapolres Lombok Barat, Rabu (3/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brigadir Esco ditemukan tewas di bukit belakang rumahnya, Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada 24 Agustus lalu. Jasad Esco ditemukan oleh Siun, mertuanya, dalam kondisi membusuk, muka rusak, dan telentang di bawah pohon dengan leher terikat tali.

Supardi heran dengan kinerja Polres Lombok Barat. Ia menanyakan penyebab kematian cucunya yang lama diusut. Padahal, olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi sudah dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Kami dari pihak keluarga terus terang berharap ada kejelasan terkait kasus ini," imbuh Supardi.

Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Brigadir Esco Faska Rely, yang ditemukan tewas membusuk dengan leher terikat tali.Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Brigadir Esco Faska Rely, yang ditemukan tewas membusuk dengan leher terikat tali. Foto: dok. Polres Lombok Barat

Beredar Kabar Keterlibatan Orang Dekat

Paman Brigadir Esco, Miase, mengatakan keluarga besar sudah hilang kesabaran dengan ketidakpastian penanganan kasus ini. Terlebih, beredar informasi yang menyebut Brigadir Esco dibunuh orang terdekat di rumahnya sendiri.

"Keluarga besar sudah muak dengan lamanya pengungkapan kasus ini. Bahkan, mereka mau bergerak menghancurkan TKP (rumah almarhum Brigadir Esco di Lombok Barat)," tutur Miase.

"Tetapi, saya sudah kasih tahu ke keluarga besar yang ada di Pujut supaya tidak seperti itu (menghancurkan TKP rumah almarhum Brigadir Esco). Karena kalau terjadi seperti itu, kami yang rugi (barang bukti hilang)," imbuhnya.

Ayah Brigadir Esco, Syamsul Herawadi, berharap Polres Lombok Barat segera mengusut tuntas kasus ini. Ia meminta supaya pelaku pembunuhan dihukum berat. "Kami minta pihak berwenang menindak pelaku sesuai perbuatannya," pinta Syamsul.

Dugaan Pembunuhan Berencana

Dugaan pembunuhan berencana muncul dari kematian Brigadir Esco. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Kombes Syarif Hidayat mengungkapkan Esco diduga dianiaya sebelum ditemukan tewas.

"Masih kami dalami (dugaan pembunuhan berencana), ini kan masih penyelidikan. Kami akan maksimal untuk mengungkap ini karena juga menjadi atensi," ungkap Syarif, Jumat (29/8/2025).

Polisi sudah melakukan autopsi terhadap jasad Brigadir Esco. Hasilnya, ada dugaan penganiayaan terhadap Esco. "Ada dugaan kekerasan di sana, penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Ada dugaan itu," imbuh Syarif.

Menurut Syarif, Brigadir Esco sempat berdinas ke Polsek Sekotong sebelum hilang dan akhirnya ditemukan tewas. Fakta ini dikuatkan oleh teman-teman piketnya di Polsek Sekotong dan buku pencatatan kehadiran. "Habis itu, alasannya izin mau besuk orang tuanya sakit," terang Syarif.

Polda NTB sejauh ini telah memeriksa sebanyak 23 saksi dalam penyelidikan dugaan pembunuhan Brigadir Esco. Termasuk rekan kerja Esco di Polsek Sekotong, istri, paman, serta mertuanya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Perampok yang Tewaskan Lansia di Bali Pakai Hasil Curian untuk Judol"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads