Keluarga mengungkap adanya luka lebam, sayatan, dan benturan di tubuh Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23). Prajurit TNI itu tewas diduga dianiaya oleh seniornya di asrama Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lucky dilaporkan meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 Wita.
Pama Lucky, Rafael Davids (59), mengaku mendapat kabar kematian keponakannya dari pihak keluarga di Nagekeo. Ia mengatakan kondisi tubuh Lucky menunjukkan tanda-tanda kekerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat saya dapat foto-fotonya dan juga penyampaian dari keluarga di Nagekeo ternyata ada luka lebam, sayatan dan benturan-benturan di tubuhnya. Di situ saya bilang ada penyiksaan yang terjadi," kata Rafael saat ditemui di rumah duka di Kupang, Kamis (7/8/2025).
Rafael menyebut kabar kematian Lucky pertama kali diterima dari kakak sepupu korban, yang menginformasikan bahwa Lucky dianiaya oleh belasan seniornya. Ia mendesak agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Harus diproses hukum yang berat. Jangan asal hukuman yang hanya 2-3 tahun karena anak kami korban penyiksaan," tegas Rafael.
Sebelum Lucky meninggal, ibunya, Sepriana Paulina Mirpey, sempat bermimpi bahwa anaknya datang ke rumah. Merasa ada firasat buruk, ia langsung berangkat ke Nagekeo.
"Jadi tanggal 2 Agustus dia masuk rumah sakit, maka tanggal 3 itu ibunya langsung berangkat ke Nagekeo, ternyata dia sudah di rumah sakit. Kemudian kemarin pas bapaknya sampai rumah sakit, dia baru putus napas," ujar Rafael.
Saat ini, keluarga bersama jenazah Lucky diperkirakan tiba di Kupang sekitar pukul 14.00 Wita. Rafael menyebut pihak keluarga belum memutuskan apakah jenazah akan diautopsi.
"Tadi malam setelah jenazahnya dipacking, mereka langsung datang dan nginap di Ende untuk terbang ke Kupang. Setelah tiba apakah diautopsi atau langsung ke rumah duka itu belum tahu karena keluarganya masih di sana," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo diduga tewas akibat penganiayaan yang dilakukan oleh senior sesama prajurit TNI. Ia baru dua bulan menyandang status sebagai anggota TNI.
"Dia baru lulus, baru menikmati gajinya sekitar dua bulan," ucap Rafael.
(dpw/dpw)