Senyum bahagia terpancar dari puluhan anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Karangasem saat merayakan Hari Anak Nasional, Rabu (23/7/2025). Meskipun tidak semuanya mendapatkan remisi, tapi semuanya tampak senang dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
GAR adalah salah satu di antara mereka. Dia menjalani kehidupan cukup lama di LPKA Karangasem setelah divonis tujuh tahun. Sejak berusia belasan sampai sekarang sudah dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, GAR mengaku ada banyak hal positif yang didapat di LPKA Karangasem. Mulai dari bersekolah, kedisiplinan, hingga belajar keterampilan seperti perbengkelan, membuat kue, dan beragam kegiatan lain.
"Saya juga lulus sekolah paket C di LPKA, saat saya divonis hukuman 7 tahun penjara karena narkotika saya baru lulus SMP," kata GAR saat diwawancarai detikBali.
Dia berupaya mengikuti seluruh kegiatan di LPKA dengan baik. Dia berharap memiliki bekal keterampilan ketika sudah bebas. GAR bertekad ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tidak ingin kembali terjerumus dengan kasus yang sama.
Meski cukup nyaman di LPKA Karangasem, GAR mengaku ada perasaan sedih karena rindu orang tua. Selama ini, dia sangat jarang dijenguk oleh kedua orang tuanya. Dalam setahun, paling banyak orang tuanya empat kali menjenguk.
Namun, GAR memaklumi karena jarak yang jauh. Orang tuanya ada di Denpasar. "Mungkin karena jaraknya jauh dan kedua orang tua saya sudah tidak muda lagi," kata GAR yang kini telah berusia 23 tahun.
GAR mengaku sangat kangen dengan rumahnya dan seluruh anggota keluarganya. Ia juga mempunyai keinginan ketika sudah bebas nantinya ingin membahagiakan kedua orang tua dan membanggakan keluarganya.
"Kalau bicara kangen sudah pasti kangen dengan orang tua dan rumah," ujarnya.
Selama berada di LPKA, GAR juga mengaku banyak mendapat perubahan mulai dari bangun tidur dan yang lainnya. Dulu biasa bangun siang, saat ini belajar disiplin untuk bangun pagi. Mencuci pakaian hingga merapikan tempat tidur hal yang hampir tidak pernah ia lakukan ketika masih bersama orang tuanya. Hal itulah yang ingin dirinya lakukan ketika sudah bebas.
Sementara itu, terkait dengan makanan yang di dapat selama berada di LPKA juga sangat layak dan enak, mulai dari ikan goreng, tahu, telur hingga daging sapi. Menu makanan yang disajikan setiap harinya juga berbeda-beda sehingga tidak mudah bosan ketika menikmati makanan.
Hal senada juga dikatakan oleh IKR yang terjerat kasus pencurian. Ia juga mengaku mendapat perlakuan yang baik selama berada di LPKA karena seluruh petugas sangat baik dan selalu memberikan perhatian.
IKR juga mendapat pelatihan beberapa keterampilan dan kegiatan yang positif yang bisa dipergunakan ketika sudah bebas nantinya.
Namun berbeda dengan GAR, IKR mengaku cukup sering dijenguk oleh kedua orang tuanya sembari membawakan makanan. Meskipun sering dijenguk ia mengaku kangen dengan suasana rumah dan ingin cepat bisa berkumpul bersama kembali.
"Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama," ujar IKR.
(hsa/hsa)