Greta Thunberg dan 11 Aktivis Dicegat Israel Saat Menuju Gaza

Greta Thunberg dan 11 Aktivis Dicegat Israel Saat Menuju Gaza

Rolando Fransiscus Sihombing - detikBali
Minggu, 08 Jun 2025 22:58 WIB
CATANIA, ITALY - JUNE 01: Greta Thunberg speaking at the press conference. Greta is part of the crew of the ship Madleen, headed to Gaza to deliver humanitarian aid on June 01, 2025 in Catania, Italy. Swedish activist Greta Thunberg is among those who will attempt to sail to Gaza on a boat organized by the Freedom Flotilla Coalition (FFC), in a bid to break Israels blockade of the Palestinian territory. Freedom Flotilla had to abort a previous journey in early May after it said its boat came under attack by drones in international waters near Malta. (Photo by Fabrizio Villa/Getty Images)
Aktivis Greta Thunberg Siap Berlayar dari Italia ke Gaza. (Foto: Getty Images/Fabrizio Villa)
Denpasar -

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer untuk memblokir kapal bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Kapal tersebut mengangkut 12 aktivis, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.

"Saya telah menginstruksikan militer untuk mencegah armada Madleen mencapai Gaza," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan dari kantornya, dilansir dari detikNews, Minggu (8/6/2025).

"Kepada Greta sang antisemit dan rekan-rekannya, corong propaganda Hamas, saya katakan dengan jelas: kembalilah karena kalian tidak akan mencapai Gaza," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal layar Madleen dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition. Menurut penyelenggara pelayaran, kapal tersebut meninggalkan Italia pada 1 Juni 2025 dan telah mencapai perairan Mesir pada Sabtu (7/6). Madleen bertujuan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menentang blokade Israel atas wilayah tersebut.

"Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk menerobos blokade laut Gaza, yang bertujuan untuk mencegah senjata mencapai Hamas--kelompok yang menyandera kami dan melakukan kejahatan perang," kata Katz.

ADVERTISEMENT

"Israel akan bertindak terhadap segala upaya untuk menerobos blokade atau mendukung kelompok Hamas--melalui laut, udara, atau darat," tambahnya.

Perang antara Israel dan Hamas di Gaza kini telah memasuki bulan ke-21. Konflik dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap wilayah Israel yang menewaskan 1.218 orang, sebagian besar warga sipil. Data tersebut berdasarkan penghitungan AFP atas angka resmi.

Pada Minggu (8/6), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan total korban tewas akibat perang telah mencapai 54.880 jiwa. Mayoritas korban adalah warga sipil. PBB menyatakan angka-angka tersebut dapat diandalkan.




(dpw/dpw)

Hide Ads