Korban Pelecehan Seksual Dosen UIN Mataram Diduga Lebih dari 7 Mahasiswi

Korban Pelecehan Seksual Dosen UIN Mataram Diduga Lebih dari 7 Mahasiswi

Sui Suadnyana, Abdurrasyid Efendi - detikBali
Rabu, 21 Mei 2025 21:11 WIB
Perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, memberikan keterangan pers saat mendampingi korban kekerasan seksual dari dosen UIN Mataram di Polda NTB, Rabu (21/5/2025). (Abdurrasyid Efendi/detikBali)
Foto: Perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, memberikan keterangan pers saat mendampingi korban kekerasan seksual dari dosen UIN Mataram di Polda NTB, Rabu (21/5/2025). (Abdurrasyid Efendi/detikBali)
Mataram -

Korban pelecehan seksual dari dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berinisial WJ diduga lebih dari tujuh mahasiswi. Walhasil, data korban pelecehan dari dosen Bahasa Arab itu bisa saja bertambah.

Perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual Nusa Tenggara Barat (NTB), Joko Jumadi, mengungkapkan prediksi korban lebih dari tujuh mahasiswi setelah menyimak keterangan WJ saat diinterogasi di ruang penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB, Selasa (20/5/205) malam.

"Disampaikan sama pelaku (korban-korbanya) dan (data) yang kami (punya) beda. Kemungkinan (data korban bisa bertambah)," kata Joko di Polda NTB saat mendampingi korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WJ mengakui perbuatannya saat diinterogasi dan menyebutkan korbannya terdapat sebanyak tujuh mahasiswi. Namun, nama-nama yang disebutkan WJ berbeda dengan korban data yang dipegang Joko. "Bedanya (nama korban) sekitar dua atau tiga orang," ucap Joko.

Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, mengungkapkan penanganan kasus dugaan kekerasan seksual ini sudah tahap penyidikan. Polisi saat ini masih menguatkan alat bukti untuk penetapan tersangka.

ADVERTISEMENT

"Belum (penetapan tersangka), kami lengkapi administrasi penyidikan dahulu," ucap Syarif.

Diberitakan sebelumnya, WJ melakukan pelecehan seksual dari 2021-2022. Korbannya penerima beasiswa Bidikmisi sebanyak tujuh mahasiswi. Pelaku menjalankan aksinya selalu di lingkungan Asrama UIN Mataram.

Modus pelaku menjalankan aksinya dengan memanipulatif korban. Pelaku menyuruh korban menganggap dirinya sebagai ayah atau orang tua korban korban.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads